
Tondano, BeritaManado.com — Keputusan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sam Ratulangi Tondano mengalihkan pelayanan pasien baru ke rumah sakit lain menuai reaksi keras dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Minahasa.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Minahasa Imanuel Manus, kepada BeritaManado.com, Selasa (15/12/2020), Imanuel Manus mengatakan bahwa keputusan pihak rumah sakit maupun Pemkab Minahasa untuk mengalihkan pelayanan rumah sakit ke tempat lain bukanlah solusi terbaik.
“Rumah sakit maupun pemerintah tidak bisa seenaknya lepas tanggung jawab. Alasan kekurangan tenaga kesehatan itu memang bisa dimaklumi, namun jangan diam saja. Harus ada solusi penambahan tenaga kesehatan entah bagaimana caranya, yang penting tidak menyalahi aturan,” tegas Imanuel Manus.
Diirinya juga mempertanyakan kinerja Pemkab Minahasa dalam menghadapi Pandemi COVID-19, khususnya penyerapan anggaran yang sudah dialokasikan untuk penanganan wabah tersebut.
“Saya minta pemerintah untuk transparan dalam penggunaan anggarannya. Sudah banyak anggaran dari APBD tahun 2020 digeser bagi penanggulangan COVID-19. Jangan sampai ada penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran,” tandas Manus.
Ia juga mengajak pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik atas kejadian ini.
Sebagaimana diketahui, dua unit pelayanan RSUD Sam Ratulangi Tondano yaitu Unit Gawat Darurat (UGD) dan Rawat Inap saat ini ditutup sementara hingga 24 Desember 2020.
Semetnara itu, Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Minahasa Ivonne Andries mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mitra kerja Dinas Kesehatan, RSUD Sam Ratulangi, Asisten I Setdakab Minahasa selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19.
“Ini harus segera diperjelas. Maka dari itu, besok kami akan memanggil mitra kerja terkait dengan kesehatan dan COVID-19 untuk memberikan keterangan. Tentu kami akan memeprtanyakan sejauh mana langkah-langkah pemerintah dalam menghadapi Pandemi COVID-19 ini, termasuk di dalamnya penggunaan/penyerapan anggaran,” ungkap Ivonne Andries.
Hal itu dikarenakan pihak rumah sakit kekurangan tenaga kesehatan, dampak dari adanya 24 perawat yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan kekterangan Direktur RSUD Sam Ratulangi dr Mariani Suronoto MBiomed.
(Frangki Wullur)