Bitung – Sejumlah Caleg dari berbagai partai mengaku tak memiliki dana untuk mengajukan gugatan pelanggaran Pemilu legislatif di Kota Bitung beberapa waktu lalu. Kendati mereka mengaku memiliki bukti dan data soal dugaan pelanggaran Pemilu seperti money politik, pembagian sembako dan bahan-bahan bangunan yang dilakukan sejumlah oknum Caleg jelang hari pencoblosan.
“Sayangnya kami bukan Caleg yang memiliki dana untuk mengajukan gugatan Pemilu legislatif, karena kami tahu untuk mengajukan gugatan diperlukan dana yang tidak sedikit,” kata salah satu Caleg dari PDI Perjuangan, Kamis (8/5/2014) yang identitasnya dirahasiakan.
Ia mengaku, untuk menggelar aksi dan mengumpulkan massa menyuarakan pelanggaran Pemilu saja butuh dana yang tidak sedikit. Sehingga dirinya lebih memilih pasrah melihat kecurangan-kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan Pemilu di Kota Bitung.
“Tak perlu jauh-jauh, oknum lurah yang jelas-jelas terekam menekan kepala lingkungan dan RT di Madidir sampai saat ini penanganan kasus ngambang apalagi laporan kami yang jelas-jelas dari Caleg miskin,” katanya.
Hal senada juga dikatakan salah satu Caleg dari Hanura Kota Bitung. Ia mengaku pelanggaran Pemilu legislatif seperti pencurian suara marak terjadi dan dirinya menjadi salah satu korban.
“Tapi mau diapa, kalau saya mau menggugat otomatis harus menyiapkan anggaran lagi. Sedangkan dana yang saya siapkan hanya untuk membeli atribut kampanye,” katanya.
Pengakuan kedua Caleg itu dibenarkan Dharma Baginda personil LSM Pulau Daratan Bersatu Kota Bitung. Baginda mengatakan, saat ini masalah kecurangan dalam Pemilu legislatif menjadi buah bibir masyarakat. Terutama di tempat kongko-kongko seperti warung kopi dan pangkalan ojeg.
“Semua bercerita tentang segala kecurangan yang dilakukan Caleg A, B dan C. Baik itu money politik, pembagian sembako, bahan-bahan bangunan hingga voucher, bahkan praktek pencurian suara,” kata Baginda.
Tapi anehnya, kata Banginda, hingga kini indikasi tersebut tak pernah ditindaklanjuti hingga masa pleno perhitungan suara oleh KPU selesai. “Kalaupun nantinya ditindaki saya rasa sudah terlambat karena pasti berdalih telah kadaluarsa,” katanya.(abinenobm)