BITUNG—Kebijakan pemerintah pusat untuk menarik BBM jenis minyak tanah (MT) bersubsidi dan mengganti dengan gas elpiji akhir tahun ini mendapat penolakan dari masyarakat Kota Bitung. Buktinya, Kamis (17/11) masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bitung Menggugat dan Himpunan Pengusaha Kecil Nelayan (HIPKEN) akan mengadakan aksi demo besar-besaran menolak pencabutan MT bersubsidi.
“Masyarakat masih sangat bergantung ke MT jadi belum saatnya pemerintah untuk menerabkan kebijakan konversi MT ke gas elpiji. Jika ini dipaksakan maka pasti akan menyengsarakan masyarakat, jadi perlu dikaji kembali,” kata Koordinator aksi, Rocky Oroh dan Lucky Sanger dalam rilisnya ke sejumlah media, Rabu (16/11).
Manurut Sanger dan Oroh, aksi demo ini akan dimulai pukul 08.00 Wita dengan tujuan mendatangi Depot Pertamina, Pemkot Bitung dan serta kantor DPRD Kota Bitung. “Diperkirakan aksi ini bakal diikuti 1000 orang dan aksi ini rencananya akan kami gelar dua minggu berturut-turut jika tuntutan penundaan pencabutan MT bersubsidi tidak diindahkan,” kata Oroh.
Oroh sendiri menilai, konversi MT oleh pemerintah masih meninggalkan berbagai permasalahan dilapangan. Sikap otoriter pemerintah memaksakan konversi jelas akan menambah penderitaan sebagian besar warga yang masih membutuhkan minyak tanah.
“Bukan hanya para ibu rumah tangga yang mengalami kesulitan tapi ribuan nelayan tradisional di Kota Bitung terancam kehilangan pekerjaan karena tidak dapat melaut sebab bergantung pada MT sebagai bahan bakar untuk melaut,” katanya.
Lebih lanjut Oroh mengatakan, tuntutan lain dalam aksi tersebut adalah mendesak Pemkot Bitung dan DPRD Kota Bitung mengeluarkan rekomendasi pembatalan konversi MT. ”Apabila masih ingin mendapatkan simpati masyarakat karena memikul amanat rakyat, Pemkot Bitung dan DPRD Kota Bitung harus berani melaksanakan aspirasi rakyat. Keluarkan rekomendasi pembatalan konversi MT di Kota Bitung. Dan semuanya hanya sebuah kebijakan dan rakyat mendukung,” tegas Oroh.(en)