
Airmadidi-Masyarakat Desa Matungkas Kecamatan Dimembe kini meradang.
Apa pasal? Jalan utama menuju lahan pertanian dan perkebunan masyarakat diblokir oleh Wullur Lapian, warga yang mengaku sebagai pemilik lahan sejak Desember tahun 2015.
Pemblokiran tersebut berupa pemagaran jalan masuk kemudian ditimbun batu besar sebanyak kira-kira 10 m3 sehingga tidak mungkin lagi dilalui kendaraan roda empat.
Tindakan ini diduga sengaja untuk menghentikan semua mobil apapun dan mengakibatkan seluruh hasil pertanian seperti pepaya, ikan, pisang, ubi-ubian, sayur-sayuran serta hasil perkebunan kelapa, kopra serta angkutan kayu.
“Kasihan masyarakat setempat, tidak bisa lagi memanfaatkan lahan pertanian karena jalan utama menuju kebun sudah ditutup dan tidak bisa dilalui kendaraan. Ini mematikan ekonomi petani,” ujar Markus Tumbol, salah satu warga Matungkas, Selasa (7/2/2017).
Diketahui, jalan tersebut dibangun sejak tahun 2015, dengan biaya sekitar Rp200 juta dari APBD Minut tahun 2015 dan Rp200 juta dari APBD Minut tahun 2016.
“Bulan Oktober tahun 2016, pemerintah kecamatan sempat berupaya membuka jalan tersebut, tapi tidak berhasil. Karena itu kami mohon agar ibu bupati Vonnie Panambunan dapat menyelesaikan masalah ini karena hal ini sangat menghalangi mata pencaharian petani yang justru menjadi program utama pemerintah daerah ‘marijo bakobong’,” kata Juliana Wullur, warga Matungkas.(findamuhtar)