MANADO – Pembalakan liar dan penambangan liar menjadi faktor utama kerusakan hutan di Sulawesi Utara. Diperkirakan 60 persen hutan di Sulut berada pada status kritis, jika terus dibiarkan maka bencana alam siap menerjang dan menjadi momok menakutkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Demikian pernyataan dari Koordinator Pecinta Lingkungan, Purnama Nainggolan kepada media, Sabtu (05/06). Menurut Nainggolan, kerusakan hutan di Sulut menjadi tanda awas yang tidak boleh dianggap enteng karena sewaktu-waktu bencana alam siap mengamcam warga.
“Hutan Taman Nasional Nani Wartabone sebagai jantung hutan di Sulut juga sudah mulai rusak. Pertambangan menjadi penyebab rusaknya hutan ini,” ujar Nainggolan.
Saat ini berbagai upaya terus dilakukan sejumlah pihak seperti merehabilitasi hutan yang dilakukan pemerintah, aktivis pecinta lingkungan dan pihak swasta.
MANADO – Pembalakan liar dan penambangan liar menjadi faktor utama kerusakan hutan di Sulawesi Utara. Diperkirakan 60 persen hutan di Sulut berada pada status kritis, jika terus dibiarkan maka bencana alam siap menerjang dan menjadi momok menakutkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Demikian pernyataan dari Koordinator Pecinta Lingkungan, Purnama Nainggolan kepada media, Sabtu (05/06). Menurut Nainggolan, kerusakan hutan di Sulut menjadi tanda awas yang tidak boleh dianggap enteng karena sewaktu-waktu bencana alam siap mengamcam warga.
“Hutan Taman Nasional Nani Wartabone sebagai jantung hutan di Sulut juga sudah mulai rusak. Pertambangan menjadi penyebab rusaknya hutan ini,” ujar Nainggolan.
Saat ini berbagai upaya terus dilakukan sejumlah pihak seperti merehabilitasi hutan yang dilakukan pemerintah, aktivis pecinta lingkungan dan pihak swasta.