Manado, BeritaManado.com – Komunitas Literasi Milenial Sulawesi Utara menggelar diskusi membahas dampak sosial politik dan ekonomi di tengah pandemi COVID-19, Jumat (17/4/2020) melalui media daring.
Budayawan Rikson Karundeng MTeol, memberikan apresiasi terhadap pemuda di tengah pembatasan sosial masih tetap membuat ruang belajar bersama.
“Diskusi ini membuktikan para pemuda mempunyai hasrat yang besar untuk memahami kondisi negara kita, daerah kita yang sebenarnya, dan juga untuk menemukan bermacam solusi yang bisa kita ambil dan juga diusulkan kepada regulator,” ujar Rikson yang juga merupakan seorang akademisi.
Pembicara lainnya, Alter Imanuel Wowor MTh, mengatakan situasi saat ini tidak wajar dipolitisasi.
“Lebih tepatnya, tidak wajar mencari keuntungan dari penderitaan dan kesengsaraan orang lain di tengah masa kesukaran, jagalah diri kita masing-masing dari keserakahan,” ujar Akademisi IAKN Manado ini.
Alter menambahkan, keadaan saat ini bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan.
“Tidak ada satu orang pun yang siap dan paling paham atas situasi yang asing dan baru ini (new normal). Dengan demikian menjadi suatu keniscayaan yang harusnya dibarengi dengan new perspective, karena dari new normal itulah kita akan merajut kembali dan menentukan peradaban manusia pada locus dan konteks kita masing-masing,” ujarnya.
Akademisi Unsrat, Jeffry Paat mengatakan COVID-19 adalah tugas bersama dari seluruh elemen masyarakat.
“Ini menjadi tugas bersama semua elemen masyarakat dan para generasi muda adalah ujung tombaknya, menuju bangsa yang sehat negara yang kuat,” ujarnya.
Senada pembicara lainnya, Melisa Tarandung mengatakan pemuda milenial harus membuat edukasi lewat sosial media, dimana kebiasaan masyarakat hari ini sebagian besar diaktualisasikan di sosial media, sebar pesan positif untuk menutup kabar yang malah menakut-nakuti masyarakat.
“Bantu pemerintah untuk mengatasi pandemi covid-19, sembari kita kawal program bantuan dari pemerintah untuk seluruh masyarakat terlebih Sulawesi Utara. Gotong-royong adalah kunci kita menghadapi pandemi saat ini,” ujar Melisa yang merupakan Wakil Sekjend Eksternal DPP GMNI.
Anggota Dewan Kota Manado Reynold Wuisan sebagai pembicara juga mengatakan sebagai wakil rakyat di tengah pendemi banyak hal yang harus di kerjakan walau harus dari rumah.
“Pertama personality inisiatif, lakukan inisitaif sendiri dalam membantu mereka yang ada di sekitar. Ketika ada yang menghubungi langsung kami coba memberikan bantuan,” ujarnya.
Ia menambahkan, selanjutnya dalam tugasnya sebagai wakil rakyat mendesak pemerintah melakukan pergeseran anggaran dan mengupayahkan legal opinion dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
“Untuk menutup celah sekecil mungkin di titik rawan yang bisa di salah gunakan pengguna anggaran, jadi mari awasi bersama,” ujarnya.
Renold juga mengajak masyarakat berpikir positif kepada pemerintah karena mereka merupakan wakil Allah.
“Jika ada penyalahgunaan anggaran seperti itu ada konsekuensi hukumnya. Jadi kita mempercayai pemerintah kita,” ujarnya.
(Dedy Dagomes)