Surabaya, BeritaManado.com — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) mampu memecahkan tiga permasalahan utama Sumber Daya Manusia (SDM) yang terjadi di lingkungan birokrasi.
Disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Agus Fatoni, tiga permasalahan utama tersebut, yaitu soal kompetensi, komitmen, dan koordinasi atau kolaborasi.
Untuk maksud tersebut, pihak Kemendagri meminta ASN agar berperan aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada di birokrasi.
Adapun hal itu disampaikan Agus Fatoni saat menjadi pembicara kunci dalam acara Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota seluruh Indonesia (Asdeksi) bertajuk “Penguatan Kinerja Keuangan Pada Sekretariat DPRD yang selaras dengan Sistem Kerja DPRD”, di Hotel Vasa, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/6/2022).
“Masalah pertama adalah kompetensi. Ini jadi problem kita bersama. Berapa banyak sih ASN yang punya kompetensi yang dibutuhkan di dinas-dinas? Paling 20 persen yang betul-betul bisa diandalkan, yang bisa dipercaya penuh, dan bisa menjalankan tugas dengan baik,” urai Agus Fatoni.
Dirinya yakin kalau pegawai atau ASN bisa meningkatkan kompetensinya maka kinerja ASN akan jauh lebih bagus lagi.
“Ini menjadi PR kita. Sebenarnya untuk meningkatkan kapasitas di era digital seperti sekarang sangat mudah,” ungkap Fatoni.
Terkait hal tersebut, dirinya pun menambahkan bahwa peningkatan kapasitas SDM juga tidak harus mahal.
“Tidak harus ada biaya. Bisa lewat youtube, video tutorial, webinar, buku elektronik dan lain-lain. Bisa juga inhouse training,” tuturnya.
Sementara untuk permasalahan yang kedua soal komitmen, dikatakannya, tanpa komitmen yang kuat, susah untuk bisa bekerja maksimal, sulit untuk menghasilkan karya besar.
“Komitmen ini menyangkut tanggung jawab. Pegawai harus punya tanggung jawab, punya rasa memiliki yang kuat, sehingga akan lahir jiwa militansi,” papar Fatoni.
Ditegaskannya, rasa memiliki, kesungguhan, dan tanggung jawab ini penting, sebab sebagian besar manusia ingin kerja yang ringan dan yang tidak berisiko.
“Nah, kalau saja ada SDM yang punya kompetensi bagus tetapi tidak punya komitmen, itu juga tidak banyak berguna bagi organisasi,” tandasnya.
Kemudian untuk masalah yang ketiga adalah koordinasi dan kolaborasi, Fatoni menguraikan bahwa koordinasi ini menyangkut kekompakan, kerja tim, sinergi dan kolaborasi.
“Kalau ada orang yang punya kompetensi bisa bekerja dengan maksimal, bila bekerja bersama, berkoordinasi, dan kolaborasi, maka akan ada perkerjaan besar lainnya yang bisa dihasilkan dengan maksimal,” jelasnya.
Dirinya juga menekankan bahwa kerja tim ini penting, sebab masih banyak yang ingin menonjol sendiri, egois, tidak menerima masukan yang lain, merasa pintar sendiri, merasa menang sendiri.
Disisi lain, sambung Fatoni, ASN juga harus selalu berkomitmen melakukan reformasi birokrasi.
Upaya ini penting dilaksanakan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Pemda dapat melakukan perubahan di delapan area, di antaranya manajemen perubahan, pelayanan publik, pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan. Selain itu, penataan sektor tata laksana, SDM, dan deregulasi kebijakan juga penting diperhatikan,” pungkasnya.
(***/jenly)