Catatan: Andries Pattyranie, Amurang-Minahasa Selatan
TANGGAL 14 Desember 2011, Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan resmi dinakodai bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE dan wakil bupati Drs Sonny Frans Tandayu. Sayangnya, hanya berkisar sebulan bupati Tetty Paruntu dan wakil bupati Sonny Tandayu langsung retak. Seperti dalam rumah tangga, suami-istri disebut pisah ranjang.
Sekarang Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan, bupati Tetty dan wabup Sonny memasuki dua tahun. Tanggal 14 Desember 2012 genap dua tahun. Disayangkannya, selang dua tahun kepemimpinan top eksekutif Minsel tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, selang dua tahun diatas justru pemerintahan Minsel berjalan miring.
Sebagai contoh, dalam keluarga (suami-istri, red) sudah tidak sejalan. Bahkan, pisah ranjang. Maksudnya, untuk menindaklanjuti bagaimana membiayai hidup anak-anak pun tak bisa dilakkan berdua. Tetapi, justru dilakukan sendiri dalam hal ini bupati. Ini hanya berupa contoh saja.
Tetapi, contoh diatas ternyata terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan. Lantaran itu, banyak kejanggalan terjadi dan terungkap di daerah hasil pemekaran Minahasa tersebut. Tak pelak, banyak cemooh, demo dan lain sebagainya di Minsel. Padahal, apa yang dilakukan Bupati Tetty Paruntu adalah untuk bagaimana menindaklanjuti pembangunan Minsel hanya sendiri.
Dari catatan penulis, ini sudah terlihat dengan jelas. Dimana, banyak investor siap masuk di Minsel. Bahkan, ada investor sudah mulai melaksanakan kerja mereka. Tentunya, hal diatas lantaran perjuangan bupati Tetty Paruntu. Ini juga demi Minsel yang lebih baik.
Tetapi, adakah solusi terbaik untuk Minsel yang kita cintai ini. Warga Minsel pun banyak berteriak. Ada demo sana sini, mereka berpikir belum merdeka. Bahkan, banyak pejabat yang hanya mementingkan kekayaan pribadi. Ketimbang melaksanakan amanat rakyat.
Nah, bagaimana Minsel akan menjadi daerah termakmur di Indonesia. Bagaimana solusi pemerintahan Minsel lebih baik dari sebelumnya. Kalau tidak, maka siap-siap rakyat Minsel akan berteriak terus. Solusinya, adalah pemersatu. Maksud, bupati dan wakil bupati harus kembali rukun. Tentunya, rukun dimaksud untuk memberi harapan kepada rakyat Minsel. (***)