Manado – Senator Aryanthi Baramuli Putri (ABP) mengelar Forum Group Discussion (FGD) bertema ‘Ancaman Kerusakan Lingkungan Hidup’ di Sulawesi Utara (Sulut) di Ruang Serba Guna, DPD RI Kantor Wilayah Sulut di Tikala, Minggu (23/08/2015) sore. Diskusi terbatas ini dihadiri puluhan undangan dari berbagai latarbelakang profesi.
Selain Anggota DPD RI Ibu ABP sebagai nara sumber hadir Ir Sonny Runtuwene dari BPLH Sulut, Aktivis Lingkungan Didi Koleangan, Pengamat Lingkungan Ir Veronica Kumurur dan Moderator Ibu Jull Takaliuang.
Dalam diskusi ini ada warga Pulau Bangka yang mempertanyakan komitmen pemerintah setempat terkait larangan usaha pertambangan di Pulau Bangka Likupang Barat, Warga Kalasey (Minahasa) yang meminta pemerintah memperhatikan kekeringan sungai dan sekitarnya diduga akibat maraknya tambang galian batu di daerah tersebut.
Ada banyak warga yang bertanya termasuk Angelique Batuna seorang pengusaha pariwisata yang meminta kepastian hukum dan ketegasan pemerintah terkait tambang di Pulau Bangka. Ia merasa pertambangan akan merusak sektor pariwisata dan merusak masa depan warga Sulawesi Utara pada umumnya. Terkait semua persoalan ini semua nara sumber sepakat bahwa ada ketidakpastian hukum akibat aturan yang tumpang tindih dan kurang jelas dalam mengatur soal lingkungan hidup.
“Lihat saja kalau mau tetapkan Perda terkait Lingkungan Hidup itu susah sekali dan butuh bertahun-tahun. Kalau Perda yang lain cepat sekali,” sindir Veronica Kumurur yang juga dosen di Unsrat Manado.
Sementara itu, ABP mencatat semua pertanyaan dan berjanji akan memperjuangkannya ke pemerintah terkait. Ibu ABP yang kini menjadi salah satu calon Walikota Bitung dari Partai Gerindra ini menuturkan sebagai wakil rakyat dan pemerintah sudah sepatutnya berjuang tiada henti untuk kepentingan masyarakat.
“Kebijakan untuk mensejahterakan rakyat bukan hanya soal bantuan tunai tetapi penting sekali untuk memperhatikan masalah lingkungan hidup karena menyangkut keselamatan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia di bumi ini,” tegas putri mantan Gubernur Sulawesi Utara ini.(*)
Manado – Senator Aryanthi Baramuli Putri (ABP) mengelar Forum Group Discussion (FGD) bertema ‘Ancaman Kerusakan Lingkungan Hidup’ di Sulawesi Utara (Sulut) di Ruang Serba Guna, DPD RI Kantor Wilayah Sulut di Tikala, Minggu (23/08/2015) sore. Diskusi terbatas ini dihadiri puluhan undangan dari berbagai latarbelakang profesi.
Selain Anggota DPD RI Ibu ABP sebagai nara sumber hadir Ir Sonny Runtuwene dari BPLH Sulut, Aktivis Lingkungan Didi Koleangan, Pengamat Lingkungan Ir Veronica Kumurur dan Moderator Ibu Jull Takaliuang.
Dalam diskusi ini ada warga Pulau Bangka yang mempertanyakan komitmen pemerintah setempat terkait larangan usaha pertambangan di Pulau Bangka Likupang Barat, Warga Kalasey (Minahasa) yang meminta pemerintah memperhatikan kekeringan sungai dan sekitarnya diduga akibat maraknya tambang galian batu di daerah tersebut.
Ada banyak warga yang bertanya termasuk Angelique Batuna seorang pengusaha pariwisata yang meminta kepastian hukum dan ketegasan pemerintah terkait tambang di Pulau Bangka. Ia merasa pertambangan akan merusak sektor pariwisata dan merusak masa depan warga Sulawesi Utara pada umumnya. Terkait semua persoalan ini semua nara sumber sepakat bahwa ada ketidakpastian hukum akibat aturan yang tumpang tindih dan kurang jelas dalam mengatur soal lingkungan hidup.
“Lihat saja kalau mau tetapkan Perda terkait Lingkungan Hidup itu susah sekali dan butuh bertahun-tahun. Kalau Perda yang lain cepat sekali,” sindir Veronica Kumurur yang juga dosen di Unsrat Manado.
Sementara itu, ABP mencatat semua pertanyaan dan berjanji akan memperjuangkannya ke pemerintah terkait. Ibu ABP yang kini menjadi salah satu calon Walikota Bitung dari Partai Gerindra ini menuturkan sebagai wakil rakyat dan pemerintah sudah sepatutnya berjuang tiada henti untuk kepentingan masyarakat.
“Kebijakan untuk mensejahterakan rakyat bukan hanya soal bantuan tunai tetapi penting sekali untuk memperhatikan masalah lingkungan hidup karena menyangkut keselamatan hidup, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia di bumi ini,” tegas putri mantan Gubernur Sulawesi Utara ini.(*)