MANADO – Melihat sepak terjang tim 10 yang getol melakukan perlawanan terhadap Rektor Unsrat, Prof Dr Donald Rumokoy, banyak kalangan mengacungkan jempol. Hal ini karena memperlihatkan keberanian mereka melawan ‘kaum penguasa’. ”Hanya saya kasihan karena kelihatannya mereka sudah frustasi, sehingga terkesan sudah membabi buta, dan menggunakan segala cara untuk menjatuhkan rektor Unsrat, ”ujar Ronald Wowor, Koordinator Forum Pemuda Peduli Pendidikan (FPPP) Sulut.
Ronald, mengatakan, dia berani menilai bahwa kelompok 10 sudah frustasi, karena sebagai dosen sebenarnya tidak etis, dan merupakan contoh yang tidak baik kepada mahasiswa, ketika menjual ‘keburukan’ Unsrat ke publik. ” Ya, melakukan perlawanan itu bagus, tapi sebagai dosen saya juga melihat ini tak etislah. Gimana kalau semua dosen kayak tim 10 begini, hancur semua universitas di negeri ini. Khan kalau mau debatlah. Saya kira di institusi pendidikan manapun debat itu hal biasa. Tapi bukan di gembar-gemborkan, ”ujar Ronald.
Dia hanya menyarankan, kedua kubu ini untuk duduk bersama dengan tidak melibatkan orang yang di luar sistem di Unsrat. ”Itu saya kira hanya memperkeruh suasana. Pak Rektor Unsrat harus jadi pemimpin yang baik, dan kelompok 10 juga harus menunjukkan bahwa mereka dosen yang pantas untuk menjadi pendidik, ”ujarnya menyarankan.
Ronald, menambahkan, tidak masuk diakal seorang dosen bergelar doktor Hukum Internasional, kemudian tidak dipakai Rektor Unsrat mengajar di Pasca Sarjana. ”Saya sebagai masyarakat tentu langsung menilai ini ada apa-apanya. Bisa karena dosennya jelek, dan bisa Rektor menganggap tidak loyal dan lain sebagainya, ”tukasnya.(del)