
Langowan, BeritaManado.com – Semangat perubahan membara di tanah kelahiran leluhur Presiden Prabowo Subianto.
Para anak muda dari 42 desa di Langowan bersatu dalam sebuah gerakan budaya yang menginspirasi: Festival Budaya Kota Langowan.
Perhelatan ini bukan hanya menjadi panggung pelestarian budaya, tetapi juga wujud perjuangan generasi muda dalam memperjuangkan masa depan dan identitas tanah kelahiran mereka.
Festival ini digagas dan dilaksanakan oleh para pemuda Langowan di bawah koordinasi Panitia Pembentukan Kota Langowan (P2KL), lembaga yang selama ini menjadi motor aspirasi pemekaran wilayah Langowan.
Ketua P2KL, Jeffry Pay, menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas inisiatif anak-anak muda tersebut.
“Anak-anak muda Langowan sedang menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar generasi pewaris, tetapi generasi pelopor. Kami dari P2KL sangat bangga dan mendukung penuh kegiatan luar biasa ini,” ujar Jeffry.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Hizkia Warankiran, menegaskan bahwa festival ini adalah bukti semangat pemuda Langowan yang tidak pernah padam.
“Festival ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah aksi nyata memperjuangkan identitas, budaya, dan masa depan Langowan. Kami ingin dunia tahu bahwa Langowan memiliki warisan leluhur yang luhur, identitas budaya yang kuat, dan generasi muda yang siap memimpin perubahan,” tegasnya.
Salah satu momentum penting dalam rangkaian kegiatan ini adalah peluncuran resmi logo Festival Budaya Kota Langowan.
Logo ini memuat nilai-nilai sejarah dan cita-cita masa depan Langowan, sekaligus menjadi simbol semangat kolektif anak muda untuk menjadikan kampung halaman Presiden Prabowo sebagai pusat budaya dan kemajuan di Minahasa.
Hadir dalam acara peluncuran logo dan pertemuan tokoh pemekaran antara lain: Jackried Maluenseng, Jameson Bokko, Michael G. Pandeiroot, Yapi Sambur, Jacob Tambariki, Veldry Piri, dan Pdt. Meidy.
(Jhonli Kaletuang)