Jakarta, BeritaManado.com — Indonesia menyaksikan momen yang tak terlupakan saat nilai tukar rupiah terjun bebas hingga mencapai Rp16.000 per Dolar AS.
Peristiwa serupa ini kekinian kembali mengguncang dengan nilai tukar yang anjlok hingga Rp16.172 per dolar.
Melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, catatan sejarah fenomenal akan kepemimpinan B J Habibie di masa lampau yang langsung mengambil tindakan terhadap anjloknya nilai tukar rupiah kembali segar dalam ingatan.
Di masa kepemimpinannya, Presiden BJ Habibie membuat mata uang Garuda Perkasa menjadi salah satu solusi meredakan kebakaran rupiah.
Krisis ekonomi yang terjadi kala Rezim Orde Baru membuat masyarakat Indonesia ramai-ramai ingin merobohkan Soeharto dari jabatannya.
Terjadi krisis sosial di mana-mana, di mana demo mahasiswa semakin memanas yang akhirnya berbuntut pada lengsernya Presiden Soeharto.
Selang beberapa pekan BJ Habibie naik menjadi Presiden Republik Indonesia, nilai tukar rupiah terus melemah dengan signifikan, bahkan mencapai titik terendahnya sepanjang sejarah, yakni Rp16.800 per Dolar AS pada tanggal 1 Juni 1998.
Habibie tak tinggal diam, di mana salah satu langkah krusial yang diambilnya adalah menekankan pentingnya Independensi Bank Indonesia (BI).
Langkah ini diambil agar BI bisa berfokus lebih pada mengurusi perekonomian dari kebijakan moneter.
Berikut berbagai langkah yang dilakukan Presiden B.J Habibie untuk meredam rupiah kembali stabil yakni:
- Restrukturisasi perbankan melalui pembentukan Badan Penyehatan Perbankan (BPPN) dan unit Pengelola Aset Negara
- Likuidasi sejumlah bank bermasalah
- Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga Rp6.000
- Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian utang luar negeri
- Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF yakni setop pembiayaan pengembangan pesawat N250 dari APBN
- Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
- Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(jenlywenur)