Manado, BeritaManado.com — Genangan banjir di Kota Manado hingga memakan korban, Jumat (27/1/2023) harus dipahami sebagai fenomena alam.
Menurut Staf Khusus Gubernur Sulut Ruben Saerang, bencana alam bisa terjadi di mana saja karena hal itu bukan wewenang manusia dan tak bisa diprediksi.
Olehnya, Ruben Saerang, menyesalkan jika masih ada sebagian oknum yang saling menyalahkan karena peristiwa ini.
Upaya pemerintah, lanjut Ruben, sudah sangat maksimal dalam penanganan banjir.
Pembangunan Kuwil Bendungan Kuwil Kawangkoan dengan anggaran Rp1,9 triliun salah satunya.
“Fungsi bendungan ini untuk meminimalisasi banjir, bukan menghilangkan. Mungkin kalau tidak ada bendungan kondisinya lebih parah dari sekarang,” tegas Ruben.
Di lain pihak, kata Ruben, gerak nyata Wali Kota Manado Andrei Angouw sangat fokus pada peningkatan drainase.
Dikatakan, pada awal memimpin Manado Andrei Angouw langsung konsen memperbaiki gorong-gorong dan sungai-sungai kecil.
“Saluran air yang sudah lama tidak diurus, langsung dibenahi Andrei Angouw usai dilantik. Hasilnya memang tidak instan, namun air lebih cepat surut,” terang Ruben.
Ruben mengaku salut, karena di bawah komando Olly – Steven dan Andrei – Richard semua pihak bergotong-royong membangun Manado lebih hebat.
“Kesiap-siagaan begitu terlihat. Koordinasi bersama TNI-Polri sangat kompak saat ada bencana,” bebernya.
Yang patut disyukuri, tambah Ruben, adalah suasana hati rakyat yang merasa sepenanggungan dan saling membantu warga terdampak.
“Inilah kita yang sebenarnya. Jangan justru mencari-cari kesalahan atau malah merundung pemerintah di media sosial. Mari berdoa agar Manado selalu dalam penyertaan Tuhan,” tandasnya.
(Alfrits Semen)