
Sangihe, BeritaManado.com — Staf Khusus Menteri Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) Bidang Komunikasi Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi secara marathon mengunjungi lokasi-lokasi produksi pertanian baik Hortikultura, maupun pertanian kelapa di Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Selasa (17/11/2020).
Erick (panggilan akrabnya) kepada awak media mengatakan dalam kesempatan tersebut, dirinya berkonsultasi dengan sejumlah pelaku pertanian, untuk menggali lebih dalam potensi pun kendala teknis yang dihadapi para petani.
Pria yang juga mantan wartawan Jawa Post ini mengungkapkan sebenarnya pertanian di Sangihe sudah terbentuk sejak lama, dan pada dasarnya sudah ada kemauan yang sangat tinggi dari masyarakat untuk mengolah lahan bahkan sudah merasakan dampak positif dari pertanian yang digeluti.
“Tadi ditempat yang pertama, mereka sudah tiga kali panen, dan sekarang mulai dengan tanaman keempat.
Artinya, mereka sadar betul potensi pertanian yang kalau dikelola dengan baik, bisa meningkatkan sektor perekonomian mereka, setidak-tidaknya kebutuhan mereka
sendiri,” ungkap Tamalagi.
Meski begitu, lanjut Tamalagi, masih ada sejumlah kendala yang secara teknis ditemukan dari para petani, misalnya masalah perubahan cuaca yang sering berdampak pada hasil produksi nanti, dan disebutkannya sebagai masalah klasik yang berulang-ulang.
“Tadi saya juga sudah bilang ke Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Karantina, dan Balik Palma. Artinya, teman-teman di Manado (Provinsi Sulut) harus turun tangan jika Dinas di Daerah tidak mampu meng-cover permasalahan tersebut,” tegasnya
Menurut Tamalagi hal itu sudah jadi kewajiban instansi-instansi pertanian, karna sudah menjadi komitmen Kementan, untuk wajib hadir bagi petani.
“Apalah artinya gedung dan fasilitas megah, kalau petani tidak bisa kita dampingi.
Kalau teman-teman saat pandemi COVID-19 lebih dekat dengan keluarga, maka artinya tanggung jawab di Pertanian tidak terlaksana.
Kita harus turun, untuk memastikan ketersediaan pangan, karna akan berbahaya jika ketersediaan pangan terganggu,” lanjut dia.
Sementara itu lebih spesifik pada potensi pertanian Sangihe, dirinya menyebutkan jika dalam waktu dekat, pihaknya akan coba membantu masyarakat Sangihe, terkait pemanfaatan teknologi dalam pertanian.
“Cuma memang kita tidak tau kondisi di daerah seperti apa.
Jadi, nanti akan coba kita push bantuannya, tentu sesuai permintaan pak Kadis, dan Penyuluh Lapangan,” tandas dia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Sangihe Godfried Pella, ketika diwawancarai menyatakan harapannya, bahwa dengan adanya kunjungan pejabat sekelas Staf Khusus Kementan, harusnya ada hasil yang sangat baik bagi kemajuan pembangunan pertanian di Kabupaten Sangihe.
“Sebenarnya ini adalah momen yang sangat baik, melalui kedatangan staf khusus Kementerian yang datang di sini untuk melihat dan mendengar langsung progres pertanian khususnya pertanian horticultura dan pangan di kawasan perbatasan,” ujar Pella
Ia juga mengatakan, dari hasil kunjungan yang di lakukan tadi ada beberapa persoalan yang di temukan diantaranya kurangnya tenaga penyuluh pertanian yang notabene dibutuhkan petani.
“Memang yang menjadi kendala bagi teman-teman penyuluh dikarenakan wilayah kerja yang besar dimana dalam satu Kecamatan hanya di isi satu atau dua penyuluh pertanian sedangkan untuk saat ini saja semangat masyarakat untuk petani sangat tinggi,” jelasnya.
Sehingga, untuk mengatasi kendala tersebut, dirinya telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
“Dari hasil koordinasi, ternyata pada tahun depan ada formasi P3K untuk penyuluh pertanian dan itu nantinya akan kami fokuskan terhadap para tenaga honorer yang ada,” ujarnya,
Tak lupa juga Kadis Pella menyentil masalah lain, serupa keberadaan hama yang mengancam hasil produksi pertanian.
“Memang ada tiga tanaman komoditi yang saat ini difokuskan oleh Dinas Pertanian diantaranya cabai, tomat dan bawang merah.
Namun karena curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu ini, sekarang tanaman cabai dan tomat diserang hama.
“Untuk itu, tadi pak Erick langsung menginstruksikan BTTP untuk menyediakan varietas yang tahan dengan kondisi saat ini, dan varietas itu memang ada.
Nantinya, pihak BTTP akan terjun langsung untuk melakukan pelatihan terhadap petani terkait varietas baru tersebut, dan penanganan ini sudah termasuk dari segi penyuluhan, hingga prakteknya ; yakni bagaimana budidaya dan pengendalian hama serta penyakit,” tandas Pella.
(Erick Sahabat)