Tondano, BeritaManado.com — Apa yang memotivasi petugas kesehatan yang tergabung dalam Tim COVID-19 Puskesmas Koya, salah satunya yaitu melihat kilas balik perjuangan awal saat mereka berjibaku dengan terus bertambahkan jumlha kasus terkonfirmasi positif di seputaran Kota Tondano.
Dokter Pipit Said dan Bidan Meiva Waroka adalah dua dari lima personil Tim COVID-19 Puskesmas Koya yang rela ‘terpanggang’ di kabin belakang mobil ambulance saat turun lapangan menangani pasien yang diduga maupun terkonfirmasi positif COVID-19.
Hal itu terjadi karena panggilan tugas pelayanan sebagai tenaga kesehatan yang tidak mengenal waktu, apakah pagi, siang, malam maupun subuh.
“Kami harus memiliki dua kekuatan ekstra, yaitu kemampuan untuk menahan panasnya suhu udara saat berdesakan di kabin belakang mobil ambulance di siang hari dan juga kadang harus menahan udara dingin saat malam maupun subuh jika ada panggilan tugas,” ungkap dr Pipit Said kepada BeritaManado.com, Sabtu (31/10/2020).
Hal senada juga diutarakan Bidan Meiva Waroka, dimana bersama tim lainnya harus rela melalui berbagai tantangan, bahkan sampai harus mengeluarkan isi dompet sendiri untuk melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan untuk memenuhi standar penanganan pasien COVID-19.
“Tantangan yang dihadapi dalam perjuangan selama kurang lebih 8 bulan ini sangat bervariasi. Namun itu semua bisa kami kalahkan dengan kecintaan terhadap panggilan tugas pelayanan. Sampai kapan Pandemi COVID-19 ini berakhir tidak ada manusia yang mengetahuinya. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan yaitu melindungi diri dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan,” kata Bidan Meiva Waroka.
(Frangki Wullur)