
Sangihe, BeritaManado — Akhirnya masyarakat pulau Kawaluso kecamatan Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe sudah bisa menikmati manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) setelah bertahun-tahun memanfaatkan genset dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang notabene memiliki sejumlah keterbatasan dari segi penyimpanan atau daya tahan listrik.
PT PLN UP3 Tahuna pada Senin, (12/10/2020) meresmikan operasional listrik PLTD di desa Kawaluso, melalui penyalaan lampu secara simbolik oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana SE ME, di salah satu rumah penduduk.
Dalam Laporannya, Manager PLN UP3 Tahuna Mulke Gal Tumanken menjelaskan jika persiapan PT PLN untuk masyarakat Kawaluso sejatinya sudah dimulai sedari tahun 2018 lalu, dengan pembangunan jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah.
“Jadi dengan menyalanya listrik PLN di Kawaluso, diharapkan apa yang kita sudah siapkan dapat dioptimalkan oleh masyarakat yang sudah menjadi pelanggan PLN,” ungkap Tumanken,
Tumangken menuturkan jika terkait waktu operasionalnya, untuk saat ini masih dimaksimalkan hingga 6 jam sehari.
“Nantinya akan meningkat secara bertahap, hingga 12 jam, lalu ke 24 jam.
Namun, sebelumnya akan dahului dengan pemasangan listrik seluruh wilayah Sangihe. Jika sudah, baru akan ditingkatkan,” sambungnya
Sementara itu, Bupati Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana, mengapresiasi langkah yang dilakukan PT. PLN di Kawaluso ini.
“Ada 217 KK di kampung Kawaluso. Jika semuanya memanfaatkan listrik PLN yang 900, maka beban pemakaiannya akan besar. Kiranya dengan kehadiran PLTD ini, taraf hidup masyarakat, akan meningkat,” harap Bupati.
Pada kesempatan yang sama, ketuka ditemui awak media, Manager ULP Petta Montekarlo Mangero menyebutkan jika dari data awal, ada sekira 150 pelanggan yang mendaftar dari jumlah 217 Kepala Keluarga (KK) untuk listrik prabayar ini, namun saat ini sudah ada 37 KK yang listrik dirumahnya telah terakomodir.
“Sisanya, baik instalasi dan sambungan rumah atau SR-nya sudah terpasang.
Tinggal tunggu biaya administrasi pasang baru, serta Sertifikat Layak Operasi (SLO). Kami beharap, semua KK akan bersedia menjadi pelanggan listrik prabayar ini,” jelas Mangero.
Hal ini pun turut diapresiasi Heri Totaeng, masyarakat kampung Kawaluso.
Dirinya menyebutkan jika mayoritas masyarakat setempat berprofesi sebagai nelayan, sehingga listrik dengan daya yang statis sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas ikan.
“Selama ini, kendala paling besar adalah kualitas ikan yang tidak bisa bertahan lama karna tidak adanya es batu.
Dengan adanya listrik PLTD, kami berharap bisa memanfaatkan kulkas atau pendingin lain untuk membuat es batu, dan menjaga kualitas ikan baik untuk konsumsi pribadi, maupun ketika dijual ke pasar,” tutup Totaeng.
(Erick Sahabat)