Ramlan Ifran
Bitung, Beritamanado,com – Keluhan soal buruknya pelayanan Terminal Petikemas Bitung (TPB) PT Pelindo IV dianggap anggota DPRD Kota Bitung, Ramlan Ifran bukanlah hal baru karena sudah terjadi bertahun-tahun.
Ramlan menyatakan, buruknya pelayanan TPB tidak pernah mengalami perubahan kendati sudah beberapa kali berganti pimpinan tapi malah makin mengecewakan pengguna jasa.
“Apa yang disampaikan rekan-rekan perusahaan pelayaran yang tergabung dalam organisasi Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) atau Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia juga dirasakan pelaku usaha trasportir,” kata Ramlan, Kamis (19/12/2019).
Ironinya kata Ramlan yang juga menjabat Sekretaris Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia (ALFI) Indonesia Logistic Forwarder Assosiation (ILFA) Sulut ini, pihak TPB tidak ada upaya membenahi pelayanan kendati sudah sering dikeluhkan malah makin memburuk hingga berujung pada kerugian pelaku usaha.
“Akibat buruknya pelayanan TPB maka pasti akan berimbas pada sektor perekonomian Sulut karena barang yang keluar masuk Pelabuhan Kota Bitung terhambat karena butuh waktu seminggu lebih,” katanya.
Dirinya juga menyatakan, yang menjadi persoalan utama buruknya pelayanan TPB adalah fasilitas yang digunakan TPB lebih banyak rusak karena diduga alat-alat yang digunakan adalah alat rekondisi atau alat bekas.’
“Setiap bulan pasti ada saja alat yang rusak sehingga menghambat proses bongkar muat dikarenakan alat tua dan butuh perawatan lebih,” katanya.
Sementara itu, sesuai data DPC INSA Kota Bitung menyatakan jika alat yang digunakan TPB pada umumnya tidak bisa difungsikan dengan maksimal serta belum didukung dengan ketersedian SDM.
Berikut data alat TPB;
CONTAINER CRANE (CC) No. 01 (posisi di Dermaga 1):
- Sering mengalami trouble trolley (macet)
- Boom Up tidak berfungsi optimal (tidak bisa Full Up)
- Alat hanya bisa angkat Container dengan ketinggian maksimum 8 Tier dari Dermaga dan jangkauan maksimum hanya 11 row
- Bilan angkat Ponton Hatch Cover, hanya dijinkan angkat setinggi +/-1 meter kemudian di-shifting/geser ke ondeck lain di kapal untuk penempatannya.
- Spreader tidak bisa secara otomatis memanjang dan memendek (40′ atau 20′ sesuai kebutuhan)
CONTAINER CRANE (CC) No. 03 (pasisi di Dermaga 2):
- Bulan November 2019 mengalami trouble motor trolley (+/- sebulan breakdown dan tidak beroperasi) karena harus diservice di Surabaya dan pengirimannya menggunakan kapal laut sehingga berakibat lamanya tidak beroperasi.
- Setelah beroperasi +/-2 minggu, mengalami trouble pada DRUMS HOIST (rontok) dari tanggal 22 November 2019 dan diperkirakan alat tersebut dapat beroperasi kembali pada Februari 2020.
- Dermaga 1-2 sepanjang 358 meter dan sejak trouble Drum Hoist pada November 2019 hanya beroperasi 1 unit Container Crane (CC.01) saja.
CONTAINER CRANE (CC) No, 04 (posisi di Dermaga 3):
- Sering mengalami trouble trolley (macet).
- Overhaul Engine pada bulan October 2019 dan selama 2 minggu tidak beroperasi dikarenakan adanya overhaul tersebut
CONTAINER CRANE (CC) No, 05 (posisi antara Dermaga 3 dan 4):
- Kondisi relatif baik.
CONTAINER CRANE (CC) No. 06 (posisi di Dermaga 4):
- Belum pernah diperasikan sejak tiba di Terminal Petikemas Bitung pada 28 September 2019 dengan alasan menunggu serah terima dari PT. Pelindo IV Pusat dan Penyempurnaan Pengujuan Komponen.
- CC ex Terminal Petikemas Surabaya dengan kondisi mesin, wire rope, spreader dilepas dan dilaksanakan pengecatan ulang.
- Dermaga 3-4 sepanjang 355 meter.
RUBBER TIRE GANTRY (RTG) :
- Total 11 unit dan banyak yang direkondisi.
- 3 unit tambahan yang bersamaan datangnya dnegan CC.06 masih belum maksimal pengoperasiannya.
- Jumlah Operator tidak sebanding dengan jumlah unit RTG.
REACHSTACKER (RS) :
- Sering mengalami trouble secara bergantiantrolley (macet)
RUBBER TIRE GANTRY (RTG):
- Total 11 unit dan banyak yang direkondisi.
- 3 unit tambahan yang bersamaan datangnya dnegan CC.06 masih belum maksimal pengoperasiannya.
FORKLIFT 32 T (FL):
- Jumlah 1 unit dan kondisi baru
SIDE LOADER (SL):
- Jumlah 1unit dan selama ini belum ada kendala.
ACAD TRUELE (HT):
- Tofal 27 unit dan layak operasi
- Namun jumlah yang beroperasi hanya antara 11-13 unit, sangat minim melayani untuk kapal di dermaga.
(abinenobm)