Manado — Hampir semua peradaban dunia memiliki simbol identitas budaya dalam bentuk fisik. Mulai dari candi, rumah adat, tari-tarian, upacara adat, benda-benda khas, hingga Baju Adat.
Hanya saja warisan budaya tersebut biasanya menjadi milik dan identitas daerah sebagai wilayah adat.
Bagi Kota Manado, sebagai kota multi kultural, keberadaan sebagai ibukota Sulawesi Utara, pusat perdagangan, jasa usaha pariwisata, pendidikan, pusat pemerintahan, terutama pusat perjumpaan nilai adat dan budaya, keberadaan sebuah identitas budaya menjadi sangat penting dan strategis.
Semangat menghadirkan sebuah identitas budaya yang mewarisi kearifan lokal seluruh etnis, golongan agama yang bermukim di Kota Manado mendorong Walikota Manado, Dr Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA dan Wakil Walikota Mor Dominus Bastiaan SE serta Sekretaris Daerah, Micler Lakat SH MH menugaskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan serangkaian kegiatan mempersiapkan hadirnya Baju Khas Manado.
Puncaknya, pada Kamis (7/11/2019) siang tadi, bertempat di Ruang Serbaguna Kantor Walikota Manado, kolaborasi antara rumusan Focus Group Discussion (FGD) yang dielaborasi Tim Perumus serta modernisasi desain yang dikreasikan Hengky Kawilarang dibawah bimbingan Coreta Louis Kapoyos, dilaunching dan dikukuhkan oleh Vicky Lumentut.
Dalam launching tersebut, desainer nasional berdarah Manado, Hengky Kawilarang disusul perwakilan dari Tim Perumus, Drs Enoch Saul, memberikan penjelasan tentang berbagai makna simbol yang ada di Baju Khas Manado.
Dalam sambutannya, Vicky Lumentut menyampaikan apresiasinya atas karya cerdas dari tim yang dipimpin Drs Daglan Walangitan MPd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Saya dan Ibu Coreta baru mendiskusikan kebutuhan hadirnya semacam baju adat yang mempresentasikan Kota Manado pada sekitar bulan Juli lalu. Kami menghitung sekitar tahun 2020 baju ini bisa hadir. Tapi luar biasa Pak Daglan, Ibu Coreta, dan Pak Hengky. Hanya butuh waktu sekitar 12 minggu, wujud fisik Baju Khas Manado bisa dihadirkan,” ujar Vicky Lumentut.
Walikota Vicky pun menegaskan, bersama dengan Mor Bastiaan, ditetapkan, Baju Khas Manado akan digunakan sebagai dress code pada iven Manado Fiesta 2020 yang juga akan dipimpin oleh Coreta Kapoyos sebagai Ketua.
“Khusus untuk jajaran Pemerintah Kota Manado, kami pastikan, Baju Khas Manado akan dikenakan oleh Forkompimda dan pejabat pada saat malam pergantian tahun 31 Desember nanti,” kata Vicky.
Acara Launching sendiri diawali dengan penampilan 4 pasang model yang dilakoni Nyong dan Nona Manado, menampilkan pakem Baju Khas Manado berwarna biru, disusul berwarna Merah, Silver, dan Gold, kemudian diikuti dengan penandatanganan berita acara launching oleh Walikota, Wakil Walikota, Sekretaris Daerah, Forkompimda, dan Tim Perumus.
Berikut ini ditampilkan deskripsi Baju Khas Manado sebagai hasil rumusan dari Tim Perumus:
- Kota Manado sampai saat ini belum memiliki simbol budaya seperti baju khas sebagai identitas Kota Manado.
- Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pedidikan dan Kebudayaan melaksanakan serangkaian pembahasan baik Focus Group Discussion (FGD), Launching dan menyusun kebijakan internal dalam bentuk Peraturan Walikota dan atau Peraturan Daerah sebagai dasar hukum.
- Baju Khas Manado secara keseluruhan diambil dari baju adat Minahasa, yang dilengkapi dengan beberapa corak motif dan acesories dari daerah lainnya seperti Sangihe Talaud, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Bantik, Borgo dan lainnya sebagai simbol keberagaman untuk menggambarkan Manado adalah kota multikultural yang heterogen.
- Baju khas Manado bukan baju adat, melainkan simbol budaya bernuansa modern yang sifatya sangat terbuka dengan perkembangan zaman dan perkembangan mode.
- Baju khas Manado dirancang dengan 4 mode yang berbeda-beda berdasarkan fungsi dan tujuan pemakaiannya, yakni ;
- Mode Dasar/simple dipakai oleh Umum (Seperti pada desain warna merah)
- Mode pakem adat/budaya (seperti pada desain warna biru)
- Mode pengembangan fariasi modernisasi (Seperti pada desain warna silver)
- Mode Elegant (Seperti pada disain gold)
A. NARASUMBER
- Drs. Daglan Walangitan MPd
-Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado - Prof.DR.Perry Rumengan,M.Sn
-Dosen Seni Musik Unima - Drs.Johanis Saul,M.Sn
-Dosen Jur.Jur.Seni Rupa Unima - Dr.Ivan Kaunang,
-Ketua Jurusan Budaya Unsrat Manado - Correta Louise Kapojos
-Ketua
B.TIM PERUMUS
- Drs.Daglan Walangitan, M.Pd
- Albert Wuysang
- Correta Kapojos
- Prof.DR.Perry Rumengan,M.Sn
- Drs.Johanis Saul,M.Sn
- Dr.Ivan Kaunang
- Prof.DR.Winda Mingkid,
- Franky Mocodompis,M.Si
- Rahady Gedoan
- Prof. Dr. Winda Mingkid
- Yatty Kalengkongan
- Drs. Enoch Saul
(***/srisurya)