Pdt Lucky Rumopa MTh bersama Dr Emilia Agustina Zus Ratulangi, putri Pahlawan Nasional Sam Ratulangi.
Belanda, BeritaManado.com – Ketokohan Pahlawan Nasional Dr Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau Sam Ratulangi begitu mengakar di Sulawesi Utara (Sulut) dengan falsafahnya “Sitou Timou Tumoutou” yang artinya manusia hidup untuk menghidupkan orang lain.
Rabu (30/10/2019) kemarin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut Pdt Lucky Rumopa MTh dalam kunjungan kerja ke Eropa, mendapat kesempatan bersua dengan anak kedua Sam Ratulangi di Kota Soest Nederland, Dr Emilia Agustina Zus Ratulangi (98).
Pertemuan yang sangat emosional itu ditandai dengan ibadah doa, yang turut dihadiri beberapa warga kawanua Belanda.
Dalam perjumpaan itu, ibu Zus – sapaan Emilia Agustina Zus Ratulangi terlihat masih begitu energik di usia yang sudah lanjut.
“Ibu Zus memiliki kemampuan berpikir yang sangat kuat, bahkan dalam percakapan mengkisahkan dengan semangat kisah perjuangan sebelum merdeka,” ujar Pdt Lucky Rumopa kepada BeritaManado.com.
Di usia 98 tahun, ibu Zus Ratulangi tetap mengikuti pemberitaan tentang Sulawesi Utara.
Pdt Lucky Rumopa bersama keluarga ibu Zus Ratulangi di Belanda.
Putri dari pasangan Sam Ratulangi dan Dr emilia Suzanna Houtman itu, mengisahkan keperihatinannya terhadap perkembangan anak muda Minahasa yang banyak terlibat masalah hukum.
Informasi tersebut dia peroleh melalui pemberitaan di media terkait kejahatan anak di bawah umur.
Kepada Pdt Lucky Rumopa, ibu Zus berpesan agar generasi muda dapat menikmati hidup dengan baik dan tidak menyia-nyiakan waktu.
“Geniet van het leven maar verspil detijd niet,” ujar Pdt Lucky Rumopa mengutip pesan ibu Zus.
Pada kesempatan itu, ibu Zus mengisahkan perjuangan tempo dulu yang begitu keras dan penuh tantangan, namun berhasil menghadirkan generasi Minahass yang kuat dan berhasil di tingkat nasional dan mancanegara.
“Apalagi di zaman sekarang yang serba maju dan serba kemudahan harusnya generasi kawanua meraih prestasi banyak,” kisah ibu Suz sambil memperlihatkan buku-buku yang masih aktif dibaca dan lukisan foto foto keluarga.
(***/Finda Muhtar)