
Manado — Pesatnya perkembangan industri perfilman nasional bahkan di dunia, mendorong salah satu perusahan lokal, Gorango Picture untuk hadir dan memberikan pilihan alternatif dunia hiburan layar lebar.
Hal ini diungkapkan oleh pendiri Gorango Picture yang juga merangkap penulis naskah dan sutradara, Veldy Reynold.
Menurutnya, selama ini publik Indonesia dan lebih khusus Sulawesi Utara disuguhkan hiburan dengan sarat nilai-nilai asing yang kurang cocok dengan budaya dan tradisi masyarakat Sulut.
“Selama ini kita hanya jadi tempat penampungan gagasan ide dan nilai asing yang tanpa syarat masuk melalui mata dan kepala kita. Ini memang menghibur, tapi tanpa sadar kita dicekoki oleh nilai-nilai propaganda yang tidak cocok dengan moralitas lokal yang selama ini setengah mati dipertahankan melalui mimbar keagamaan dan panggung pemerintah,” tutur Veldy.
Karena itu, menurutnya harus ada perimbangan agar dunia hiburan layar lebar tidak monopoli berasal dari luar, tapi ada juga yang diangkat dari nilai-nilai lokalitas asli Sulawesi Utara untuk bisa dinikmati bukan saja di Sulut, tapi bahkan Internasional.
Menurut, seniman multi talenta ini, di era revolusi industri 4.0, semua orang bisa bersaing dengan siapapun.
Tidak terkecuali, produksi film yang selama ini dimonopoli oleh perusahan besar, kini tidak lagi.
Sebagai contoh, Gorango Picture, dengan kamampuan yang terbatas perlahan bisa menyusun kekuatan dan kini memiliki peralatan produk film layar lebar yang dulunya harganya bahkan sampai puluhan miliar.
Dengan kemajuan teknologi dan penguasaan ilmu sinematografi yang benar, Gorango Picture yakin bisa bersaing dengan PH nasional bahkan internasional.
“Dengan penguasaan teknologi, mulai terjadi demokrasi dalam produksi film. Tadinya produksi film benar-benar monopoli perusahan besar. Sekarang ini, kemajuan teknologi melibasnya. Peralatan makin terjangkau, tapi kualitas SDM dituntut semakin tinggi. Jadi persaingan sekarang ini sudah pada persaingan gagasan, ide dan mimpi, bukan lagi persaingan modal untuk memproduksi gagasan itu,” jelas Veldy Reynold yang juga dikenal pendiri Wale Batik Minahasa ini.
Mariara The Movie
Seperti diketahui, Gorango Picture sekarang sedang menggarap film perdananya yang bertajuk, Mariara The Movie yang diangkat dari Novel Mariara karya Veldy Reynold.
Film ini berkolaborasi dengan puluhan pekerja sinema yang asli asal Sulawesi Utara, dan 1 orang cinematografer asal Hollywood, Amerika Serikat.
Untuk itu, Gorango Picture berencana memproduksi 2 film setiap tahunnya.
Untuk produksi perdana ini diproyeksikan akan diikutkan pada festival film internasional seperti, Sundance Film Festival, Toronto Film Festival, dan masih banyak lagi tergantung mana nanti yang bisa dicapai oleh kualitas film yang sementara digarap.
“Bagi kami karya lokal bukan berarti tidak bisa bersaing dengan karya internasional. Wadah untuk menuju kesitu sudah kami persiapkan Tinggal komitmen dan dukungan moril dari seluruh masyarakat Sulawesi Utara. Potensi ke arah sana sangat besar, karena itu kami mohon dukungan dari seluruh warga Sulut untuk mendukung cita-cita besar ini sehingga Sulawesi Utara dapat menjadi Hollywoodnya Indonesia,” kata Veldy Reynold dengan penuh semangat.
(rds)