BITUNG—Tiga orang tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sepakat mengatakan jika kehadiran mereka dilokasi jatuhnya helicopter milik PT Nyaman Air, Rabu (3/8) lalu di Gunung Dua Sudara kota Bitung hanya untuk melakukan investigasi. Dimana menurut Tim KNKT yang terdiri dari Khairudin Daery sebagai ketua tim, Nurcahyo dan Ronal Asmoro investigasi yang mereka lakukan hanya bertujuan untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab jatuhnya helicopter yang disewa PT Nusa Halmahera Mineral tersebut.
“Jadi kami bukan mencari siapa yang salah dalam kasus kecelakaan ini tapi hanya melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat. Dan kami tidak akan pernah mencari tahu siapa yang salah dalam setiap kasus kecelakaan pesawat sebab investigasi ini bertujuan mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat dengan tujuan nantinya kedepan tidak terjadi kejadian yang sama,” kata Daery, Kamis (5/8) ketika menggelar konfrensi pers usai mengunjungi lokasi jatuhnya heli.
Daery sendiri menjelaskan, KNKT adalah bagian dari Kementrian Perhubungan yang bertugas mencari penyebab kecelakaan yang terdiri dari beberapa bagian. Seperti kecelakaan kapal laut, kereta api dan darat serta udara. Dimana dalam kasus kecelakaan helicopter yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia ini, dirinya bersama Nurcahyo bertugas untuk melihat lokasi jatuhnya pesawat sedangkan Asmoro sendiri bertugas mengumpulkan data di Bandara Sam Ratulangi kota Manado.
“Nah sampai saat ini kami belum bisa memberikan keterangan apalagi dugaan penyebab jatuhnya helicopter tersebut, walaupun kami telah melihat langsung kondisi bangkai pesawat dilapangan dan jelas ini membutuhkan waktu yang tidak bisa kami tentukan kapan bisa mengungkap apa penyebab kecelakaan tersebut,” jelas Daery.
Apalagi menurut Daery, sesuai aturan di Indonesia, pesawat jenis helicopter milik PT Nyaman Air tersebut tidak diwajibkan memiliki kotak hitam yang merekam semua pembicaraan pilot selama penerbangan. Jadi pihak Daery mengaku hanya mengandalkan fakta dilapangan, seperti lokasi serpihan dan bangkai serta saksi mata untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
“Namun sayangnya lokasi dilapangan sudah tidak seperti semula karena beberapa bagian sudah dipindah tempatkan, padahal dari letak serpihan atau bangkai pesawat kami bisa mengetahui arah datangnya pesawat ketika jatuh serta berapa besar gaya tarik sehingga bagian pesawat tersebut bisa berada di suatu lokasi,” katanya.
Namun untuk alasan melakukan evakuasi, menurunya, merubah bentuk serta letak puing pesawat diperbolehkan. Tapi harus diinformasikan kepada tim KNKT jika bagian tersebut sebelumnya ada diposisi mana ketika jatuh agar memudahkan untuk mencari tahu apa penyebab pesawat tersebut jatuh.(en)
BITUNG—Tiga orang tim Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sepakat mengatakan jika kehadiran mereka dilokasi jatuhnya helicopter milik PT Nyaman Air, Rabu (3/8) lalu di Gunung Dua Sudara kota Bitung hanya untuk melakukan investigasi. Dimana menurut Tim KNKT yang terdiri dari Khairudin Daery sebagai ketua tim, Nurcahyo dan Ronal Asmoro investigasi yang mereka lakukan hanya bertujuan untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab jatuhnya helicopter yang disewa PT Nusa Halmahera Mineral tersebut.
“Jadi kami bukan mencari siapa yang salah dalam kasus kecelakaan ini tapi hanya melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat. Dan kami tidak akan pernah mencari tahu siapa yang salah dalam setiap kasus kecelakaan pesawat sebab investigasi ini bertujuan mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat dengan tujuan nantinya kedepan tidak terjadi kejadian yang sama,” kata Daery, Kamis (5/8) ketika menggelar konfrensi pers usai mengunjungi lokasi jatuhnya heli.
Daery sendiri menjelaskan, KNKT adalah bagian dari Kementrian Perhubungan yang bertugas mencari penyebab kecelakaan yang terdiri dari beberapa bagian. Seperti kecelakaan kapal laut, kereta api dan darat serta udara. Dimana dalam kasus kecelakaan helicopter yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia ini, dirinya bersama Nurcahyo bertugas untuk melihat lokasi jatuhnya pesawat sedangkan Asmoro sendiri bertugas mengumpulkan data di Bandara Sam Ratulangi kota Manado.
“Nah sampai saat ini kami belum bisa memberikan keterangan apalagi dugaan penyebab jatuhnya helicopter tersebut, walaupun kami telah melihat langsung kondisi bangkai pesawat dilapangan dan jelas ini membutuhkan waktu yang tidak bisa kami tentukan kapan bisa mengungkap apa penyebab kecelakaan tersebut,” jelas Daery.
Apalagi menurut Daery, sesuai aturan di Indonesia, pesawat jenis helicopter milik PT Nyaman Air tersebut tidak diwajibkan memiliki kotak hitam yang merekam semua pembicaraan pilot selama penerbangan. Jadi pihak Daery mengaku hanya mengandalkan fakta dilapangan, seperti lokasi serpihan dan bangkai serta saksi mata untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
“Namun sayangnya lokasi dilapangan sudah tidak seperti semula karena beberapa bagian sudah dipindah tempatkan, padahal dari letak serpihan atau bangkai pesawat kami bisa mengetahui arah datangnya pesawat ketika jatuh serta berapa besar gaya tarik sehingga bagian pesawat tersebut bisa berada di suatu lokasi,” katanya.
Namun untuk alasan melakukan evakuasi, menurunya, merubah bentuk serta letak puing pesawat diperbolehkan. Tapi harus diinformasikan kepada tim KNKT jika bagian tersebut sebelumnya ada diposisi mana ketika jatuh agar memudahkan untuk mencari tahu apa penyebab pesawat tersebut jatuh.(en)