Manado – Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, akun sosial media (Sosmed) khususnya grup Facebook (FB) Tim Paniki Polresta Manado menjadi tempat akun-akun FB yang tidak bertanggungjawab yang saling “hujat” terkait Pilpres.
Tim Cyber Polda Sulut didesak untuk mengambil langkah sigap untuk menutup grup FB Tim Paniki Polresta Manado yang tanpa administrator.
Jika tidak berani menutup grup FB Tim Paniki Polresta Manado, Koordinator IT, Journalis Cyber Community (JCC) Indonesia, Sulawesi Utara, Valentino Warouw, mendesak Komisi 1 DPRD Sulut memanggil hearing Polda Sulut.
“Komisi 1 wajib hearing Tim Cyber Polda Sulut dikarenakan tidak bisa menutup grup FB Tim Paniki Polresta Manado fakta saat ini menjadi tempat melakukan ujaran kebencian. Grup tersebut sudah sejak 2015 dibiarkan begitu saja oleh para ‘sekurity’ dunia maya. Jika tidak mampu menutup grup FB Tim Paniki Polresta Manado maka saya mendesak Tim Cyber Polda Sulut sebaiknya dibubarkan,” jelas Valentino.
Valentino mengingatkan jangan sampai Tim Cyber Polda Sulut hanya sebagai hiasan untuk menakuti-nakuti saja. Tapi tidak bisa bekerja untuk menutup grup Tim Paniki Polresta Manado. Tindakan tidak menutup grup FB yang menjadi sarana penyebar kebencian bertentangan dengan instruksi Kapolda Sulut Bambang Waskito yang selalu mengajak masyarakat menjadi pendingin di tengah kontestasi Pilkada dan Pemilu.
“Nah, melihat kondisi di sosmed khususnya di grup facebook Tim Paniki Polresta Manado saat ini saya berharap wartawan jangan hanya diam! Harus menjadi pendingin, salah satu cara memberitakan bahwa grup FB Tim Paniki Polresta Manado harus ditutup, dengan berbagai alasan dan fakta!” Tegas Valentino.
Sebelumnya diutarakan Valentino Warouw bahwa grup FB Tim Paniki Polresta Manado sudah tanpa administrator, dimana fungsi administrator sangatlah penting, salah satu fungsinya untuk menyaring postingan di grup tersebut.
“Namun sangat disayangkan sampai saat ini administrator grup tersebut sudah tidak ada lagi alias telah keluar sebagai administrator, hal tersebut berdampak banyaknya ‘ujaran kebencian’ yang muncul di grup tersebut,” ujar Velentino Warouw, melalui press rilis, Rabu (15/8/2018).
Lanjut Valentino, fakta membuktikan grup FB Tim Paniki Polresta Manado menjadi tempat saling hujat, menjadi sarana ujaran kebencian, bukan hanya terkait Pilpres tapi sudah terkait Sara bahkan ada juga film-film porno yang diupload di grup tersebut.
“Seharusnya tanpa dibilang atau didesak Tim Cyber Polda Sulut harus langsung mengatasinya, apalagi sebelumnya sudah ada pernyataan bahwa grup tersebut akan ditutup. Tapi hingga detik sekarang tidak ada penutupan,” tandas Valentino.
Valentino menambahka, Tim Cyber Polda Sulut mempunyai alat untuk melakukan security di dunia maya termasuk di sosmed, tapi kenapa hal-hal ini hanya dibiarkan saja? Bisa jadi dari grup FB Tim Paniki Polresta Manado menjadi sumber akan pecahnya keamanan di Kota Manado bahkan di Provinsi Sulut.
“Sekali lagi saya mendesak kiranya Tim Cyber Polda Sulut untuk tegas mengatasi masalah ini, jangan dibiarkan berlarut-larut. Kalau tidak mampu mengatasinya silakan di koordinasikan ke Mabes Polri nanti dari Mabes Polri akan berkonsultasi dengan Tim Facebook Indonesia untuk penutupan grup Tim Paniki Polresta Manado tersebut,” pungkas Valentino.
(JerryPalohoon)