
Manado, BeritaManado.com – Upaya menjegal lawan dengan manuver dari oknum Elit Politik di Sulut yang bermuara kepada pertarungan Head to Head antar dua pasang Kandidat di Pemilu Kada Minahasa tentunya dari sisi Pembangunan Politik menjadi catatan buruk apalagi hal ini terjadi di Kabupaten Minahasa yang sarat dengan kaum intelektual terpelajar.
Demikian pendapat pengamat politik, Taufik Manuel Tumbelaka, terkait kemungkinan Pilkada Minahasa hanya diikuti 2 pasangan calon yakni, Ivan Sarundajang – Careig Naichel Runtu (IvanSa-CNR) dan Roy Octavian Roring – Robby Dondokambey (ROR-RD), tanpa petahana Jantje Wowiling Sajow (JWS) serta figur potensial seperti James Arthur Kojongian (JAK) dan lainnya.
“Hal ini menimbulkan kesan sangat kuat bahwa pesta demokrasi di Minahasa akan mengarah kepada pesta demokrasi prosedural, bukan subtansial. Sejatinya dalam pesta demokrasi para calon pemilih berhak mendapat sejumlah pilihan yang maksimal dalam arti Partai Politik (Parpol) wajib mengajukan Figur-figur terbaiknya di internal atau kalaupun tidak ada maka sangat arif memberi kesempatan kepada sejumlah figur guna ikut kontestasi sebagai pilihan untuk Rakyat,” ujar Taufik Tumbelaka, Senin (8/1/2018) malam.
Lanjut Taufik Tumbelaka, kemungkinan hanya akan munculnya beberapa nama menjmbulkan keprihatinan. Timbul pertanyaan apakah nama-nama yang (dipaksakan dan dikondisikan) dimunculkan oleh Parpol atau tepatnya oleh sejumlah Elit Politik memang lebih baik dari yang tidak dimunculkan?
“Sejumlah nama yang tidak dimunculkan dan hadir dalam perbincangan sejumlah kalangan masyarakat rasanya tidak lebih buruk dari para Figur yang dijagokan oleh Elit Politik Parpol,” tandas Taufik Tumbelaka.
Pertanyan besarnya menurut mantan aktivis UGM ini, bagaimana dengan Sang Penelor Surat Keputusan (SK) yang berada di Jakarta, apakah mereka tidak faham tentang fenomena Minahasa, atau mereka mendapat info sesat dari oknum-oknum kadernya sendiri, atau mereka tidak peduli tentang hal ini karena terlalu sibuk dengan politik kepentingan sehingga alpa dengan Pembangunan Politik dalam bentuk menciptakan demokrasi yang subtansial?
“Apakah mereka tidak faham tentang bahayanya suatu kontestasi seperti Pemilu Kada jika mengarah kepada “pertarungan” politik dua kekuatan yang berhadap-hadapan?” tukas Taufik Tumbelaka.
Rasanya masyarakat harus prihatin dengan munculnya fenomena di Minahasa karena untuk kedepan lebih banyak sisi negatifnya dari sisi positifnya. Pemilu Kada Minahasa rasanya perlu bahu membahu secara extra agar berjalan baik tanpa hal-hal yang dikuatirkan.
“Walaupun fakta politik di Pemilu Kada Minahasa berpeluang terjadi hak-hak rakyat untuk mendapat pilihan sajian dalam bentuk ‘Paket Istimewa dan Komplit’ tidak akan terjadi karena diduga ada pemaksaan kolektif dari beberapa oknum elit politik guna menyajikan Paket Hemat di Pilkada Minahasa,” pungkas Taufik Tumbelaka.
(JerryPalohoon)