Airmadidi – Peristiwa agung ketika Yesus mengorbankan dirinya disalib untuk menebus dosa manusia kembali dihayati umat kristiani di Minahasa Utara (Minut).
Paroki Santa Ursula Watutumou dan stasi Santo Ignatius Asabri Kolongan Kecamatan Kalawat pun menggelar prosesi jalan salib yang dikemas semirip mungkin lewat pementasan kisah peristiwa penangkapan Tuhan Yesus oleh prajurit-prajurit Romawi dan orang farisi, disalib dan kemudian wafat di kayu salib, Jumat (25/3/2016).
Terpantau, sambil berjalan umat paroki yang terdiri sekitar 2600 orang dengan antusias dan penuh hikmat mengikuti jalan salib ini
Tampak enam Orang Muda Katolik (OMK) berpakaian serdadu dengan angkuh dan sombong menaiki enam ekor kuda sambil membentak bentak Yesus. Kemudian serdadu yang lain terus memukuli sepanjang jalan yang dilalui. Prosesi tersebut menyita banyak perhatian. Ribuan warga tak bisa lagi menahan airmata melihat ‘Yesus’ disesah, dihina diolok dan dianiaya oleh serdadu Romawi dan ahli ahli taurat.
Menurut Pastor Paroki Santa Ursula Watutumou, Dr Joseph Ansow Pr, peristiwa jalan salib ini bukan saja hanya menjadi tradisi di tengah gereja katolik tapi menjadi kesempatan bagi seluruh umat untuk lebih memahami dan turut merasakan apa yang dialami Yesus saat disalib.
“Seringkali orang hanya memakai salib atau membuat tanda salib tanpa memaknai arti salib yang sebenarnya.
Orang hanya memperbaiki hubungan secara ertikal dengan Allah Bapa namun hubungan horizontal dengan sesama manusia diabaikan. Hal ini yang membuat manusia seringkali kehilangan kasih dan hanya sibuk mencari selamat sendiri,” terang Ansow yang juga berterima kasih kepada umat Paroki Santo Antonius De Padua Tataaran yang telah meminjamkan enam ekor kuda.
Terpisah, Ketua Panitia, Judi Lasut yang didampingi Dewan Pastoral Paroki (DPP), Ketua Decky Kambong, Sekretaris Vendie Sompotan SH dan Humas Panitia Rubby Worek mengatakan kegiatan ini sejalan dengan semangat dan Tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) tahun 2016 yaitu tekun, ulet dan sabar.
“Seperti Yesus menjalani peristiwa penyaliban yang dialaminya,” tutur Lasut seraya menambahkan kegiatan diikuti 7 Stasi yang terdiri dari 26 Wilayah Rohani.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Minut, Drs Denny Wowiling mengatakan apa yang dilaksanakan oleh Umat Paroki Santa Ursula Watutumou adalah tradisi gereja yang menarik. Yang bukan saja menjadi daya tarik tersendiri tapi juga bisa dijadikan agenda tahunan yang bisa dijadikan destinasi wisata di Kabupaten Minut
“Prosesi unik ini bisa dijadikan salah satu agenda wisata yang layak dijual untuk menarik wisatawan karena sarat makna religius sebagai gambaran penyaliban Yesus,” tutur Wowiling.
Prosesi yang mengggunakan sebagian ruas jalan Manado Bitung ini sempat memacetkan jalan. Namun hal ini langsung diantisipasi jajaran Lantas Polres Minut yang mengatur dan mengalihan jalur ke jalan Soekarno, dipimpin KBO Iptu Rusman dan Kanit Regident Iptu Munazir.(findamuhtar)