Kantor pusat UNIMA di Tondano
Manado – Dari laman internet yang dapat di akses oleh khalayak umum tercantum UNIMA berada di peringkat ke 452 universitas seluruh Indonesia. UNSRAT di peringkat 70, sementara Universitas Gorontalo yang merupakan hasil ‘pemekaran’ dari UNIMA justru berada pada peringkat 108, terpaut 344 peringkat jauh di atas UNIMA. Bahkan UNIMA terpaut jauh dari Akademi Fisioterapi Tomohon yang berada pada peringkat 411.
Laman yang di release pada 3 February 2016 dapat diakses di http://ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/klasifikasi20151.pdf ini merupakan klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia yang menjadi bagian dari Kepmenristek Dikti.
Ada beberapa hal yang menjadi penilaian Kementerian, diantaranya tentang manajemen pengelolaan, aktifitas mahasiswa, kualitas SDM, serta kualitas penelitian dan pengembangan.
Hal ini membuat terkejut salah-satu pentolan UNIMA ketika sekelompok masyarakat menyodorkan hasil ini dan meminta pandangan sebagai wakil rakyat.
“Sifatnya UNIMA merupakan bagian koordinasi langsung ke pemerintah pusat, tapi saya mewakili banyak kawan yang menuntut ilmu disana dan bagian dari alumnus berharap pemimpin UNIMA kedepan punya pekerjaan rumah yang berat.
Kalau membaca SK Menteri tersebut, kualitas manajemen 1.6 dari skor 4 tidak sampai setengah itu berarti, kualitas penelitian dan publikasi ilmiah 0.5 dari skor 4 itu sama dengan nilai 2 dari 10, padahal tugas dan harapan masyarakat, UNIMA mampu menjadi gudang ilmu, gudang penelitian, saya sangat kaget Kementerian juga memberi penilaian manajemen jelek. Kalau sudah begini menurut Kementerian UNIMA salah urus,” ujar Billy Lombok, anggota DPRD Sulut, ketika bertatapan muka dengan kalangan masyarakat, kemarin.
Ketika dikejar wartawan tentang siapa yang seharusnya bertanggung jawab, Lombok justru kembali bertanya siapa “Top” managemen UNIMA. Kompak para aktfis, masyarakat menjawab Rektor.
“Pokoknya tugas Rektor baru kedepan sangat berat, kembalikan hakekatnya pada perjuangan akademik, jangan banyak bias ke tempat lain misalnya politik,” tegasnya.
Lombok pun tetap berharap mahasiswa agar tidak kecewa dengan hal ini sambil terus belajar menuntut ilmu dengan giat, apalagi Sulut sudah harus siap dengan Masyarakat Ekonomi Adean (MEA).
“Negara membutuhkan saudara-saudara agar belajar giat dan sungguh sungguh, masih banyak peluang yang bisa kita raih dan capai asal kita tidak menyerah, saya mengucapkan selamat atas proses demokrasi di UNIMA, ada harapan dan tantangan disana untuk kebaikan UNIMA, karena berbicara UNIMA ini berarti berbicara pendidikan di Sulawesi Utara, karena UNIMA memiliki dua tugas yakni sebagai universitas dan menghasilkan pendidik yang nantinya akan mendidik anak anak bangsa di Sulawesi Utara.
Orang tua memberi restu agar anak mereka kuliah disana tentu saja dengan harapan yang besar dan tak sedikit juga pengorbanan itu,” tukasnya lagi.
Mahasiswa UNIMA merespon hal ini pun dengan menaruh harapan pada rektor baru. “Torang tentu takage, jao jao kuliah disini bukan cuma cari status, mudah-mudahan ada perubahan,” ujar Alex yang mengaku mahasiswa UNIMA asal Tomohon. (jerrypalohoon)