
Manado – Hujan deras akhirnya mengguyur Kota Manado setelah berbulan-bulan dilanda musim kemarau. Diterpa panas yang terik, hadirnya hujan juga membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Lewat BeritaManado.com, dr Enrico Rawung MARS mengingatkan semua komponen masyarakat Sulut untuk mewaspadai ancaman wabah demam berdarah.
“Kita masuk siklus 5 tahunan, jika tidak diantisipasi dengan baik, kejadian tahun 2010 bisa terjadi lagi,” ujar Kepala BPPK Sulut ini, Jumat (31/10/2015).
Dokter yang dikenal akrab dengan wartawan ini juga menguraikan bahwa pada tahun 2010 terjadi peningkatan kasus yang luar biasa khususnya di Kota Manado, bahkan banyak pasien yang meninggal dunia. Waktu itu rumah sakit di Sulawesi Utara penuh dan pasien-pasien sampai dirawat di gang-gang rumah sakit. Hal ini dikarenakan, musim kemarau tidak mematikan sumber demam berdarah.
“Diakhir musim kemarau ini, telur nyamuk yang menempel di dinding-dinding bak mandi dan tempat-tempat penampungan air tidak mati. Begitu hujan dan datang air yang menggenangi tempat-tempat penampungan air tersebut, maka dalam hitungan detik telur-telur air tersebut menetas. Dalam hitungan waktu akan berkembang menjadi jentik dan nyamuk dewasa,” jelas dr Enrico.
Mengantisipasi kembalinya siklus ini, dr Enrico mengajak semua pihak untuk bekerja keras dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan ini.
“Kita harus bekerja keras dan menggalang peran serta masyarakat untuk mengantisipasi KLB (kejadian luar biasa) DBD. Keberhasilan antisipasi KLB ini bisa dicapai jika semua komponen bekerja bersama-sama. Tidak boleh bekerja sendiri-sendiri. Jika bekerja sendiri kita akan gagal,” tutupnya. (srisurya)