Rapat paripurna pengambilan keputusan terhadap Ranperda perubahan APBD 2015 di DPRD Sulut, Jumat (21/8/2015)
Manado – Di akhir rapat paripurna penetapan Perda Perubahan APBD 2015 di DPRD Sulut, Jumat (21/8/2015) siang, Gubernur SH Sarundajang tak lupa mengucapkan kata-kata perpisahan.
Di hadapan anggota DPRD, FKPD, jajaran Pemprov Sulut dan wartawan, Sarundajang manyampaikan permintaan maaf atas semua kekurangan di masa pemerintahannya.
“Sekali lagi saya dan bapak Djouhari Kansil mungkin kali terakhir menggunakan mimbar terhormat, mimbar rakyat ini. Kami mohon beribu-ribu maaf yang pasti kami banyak kekurangan kelemahan. Sekali lagi mohon maaf, tapi untuk pimpinan dan anggota dewan yang terhormat sudah lama kami maafkan. Demikian juga teman-teman pers yang luar biasa, doakan kami agar tetap dilindungi Tuhan,” tutur Sarundajang disambut aplaus panjang DPRD sambil berdiri.
Menarik, sebelum menyampaikan kata-kata perpisahan pada rapat paripurna yang dipimpin Ketua Deprov, Steven Kandouw, Sarundajang sempat membawakan beberapa pantun.
Ini pantun-pantun DR Sinyo Harry Sarundajang:
“Semakin kencang angin bertiup, kapal berlayar menuju batas. Banyak keinginan Pemda dan Dewan, sayang anggaran sangat terbatas.”
“Kita berburu ke padang kancil, jangan lupa memohonkan berkat. Karna anggaran sangat kecil, sebaiknya kita hidup berhemat.”
“Nenas dijual di pasar Bersehati, ramailah orang datang membeli. Emas perak perhiasan diri, budi bahasa perhiasan hati.”
(jerrypalohoon)