Praktek Prostitusi Harus Diseriusi Bersama
Tondano – Apakah Kabupaten Minahasa yang terkenal dengan nuansa religiusnya bebas dari praktek prostitusi? Tentu ini adalah sebuah pertanyaan yang harus digumuli bersama, baik oleh pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun warga sendiri.
Sepintas Minahasa seperti tidak memiliki kasus yang beraroma prostitusi atau sejenisnya, namun dari penelusuran BeritaManado.com tiga tahun terakhir, diduga ada lokasi tertentu yang dijadikan tempat berbuat mesum. Seperti di wilayah Kasuang Kecamatan Tondano Selatan dan yang terkini yaitu temuan hasil Operasi Pekat Polsek Tompaso bulan Maret 2015 lalu di Desa Pinabetengan Utara Kecamatan Tompaso Barat.
Dari kedua lokasi tersebut, pihak kepolisian dan pemerintah mengamankan 4 pasangan mesum (Kasuang) dan 8 pasangan kumpul kebo (Tompaso Barat). Meski sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di Jakarta seperti lagi hangat diberitakan media massa, akan tetapi temuan tersebut seakan menegaskan bahwa benih-benih prostitusi di Minahasa memang sedang tumbuh.
Bahkan menurut warga, perbuatan tersebut bukan saja sedang tumbuh, akan tetapi memang sudah lama ada dan terus saja terjadi, hanya saja sejauh ini masih belum terkuak ke publik. Hal itu diduga sudah ada pihak-pihak tertentu yang mengaturnya, sehingga sulit diketahui oleh aparat kepolisian ataupun pemerintah.
Mengenai hal ini, wakil rakyat pun angkat bicara. Fetua Fraksi Partai Golkar dan Anggota Komisi 2 DPRD Kabupaten Minahasa Ivonne Andries sekedar mengingatkan kepada pihak pemerintah dan kepolisian untuk dapat melakukan langkah-langkah antisipasi atau penindakan terhadap semua pihak yang terlibat dengan penyakit masyarakat tersebut.
“Ini memang adalah tugas bersama antara pemerintah, kepolisian, tokoh masyarakat, tokoh agama bahkan warga masyarakat sendiri untuk meyikapi hal tersebut. Paling tidak perlahan tapi pasti kita bisa menekan angka praktek-praktek prostitusi yang diduga kuat dilakukan secara terselunung,” ungkap Andries Rabu (13/5/2015). (frangkiwullur)