MANADO – Sorotan publik atas lambatnya pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan gedung jantung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou, menurut Dirut RSUP Kandou, dr Fione Pangemanan MSi, penyebabnya konstruksi bangunan menggunakan pondasi sarang laba-laba, semua persyaratan pemerintah pusat.
“Pondasinya harus menggunakan pondasi sarang laba-laba, dan teknologi ini yang pertama di Sulut untuk mengantisipasi gempa bumi skala besar, sehingga pembangunan sejak tahun 2007 memakan waktu cukup lama,” ujar Pangemanan, Kamis (31/03).
Menurut Pangemanan, anggaran pembangunan IGD dan gedung jantung sebesar Rp 41 miliar, sementara dana yang ada Rp 3 miliar. “Jadi anggaran Rp 41 miliar satu paket untuk dua bangunan. Diharapkan tahun ini IGD rampung 100 persen sementara gedung jantung 30 persen,” tukasnya. (jry)
MANADO – Sorotan publik atas lambatnya pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan gedung jantung Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou, menurut Dirut RSUP Kandou, dr Fione Pangemanan MSi, penyebabnya konstruksi bangunan menggunakan pondasi sarang laba-laba, semua persyaratan pemerintah pusat.
“Pondasinya harus menggunakan pondasi sarang laba-laba, dan teknologi ini yang pertama di Sulut untuk mengantisipasi gempa bumi skala besar, sehingga pembangunan sejak tahun 2007 memakan waktu cukup lama,” ujar Pangemanan, Kamis (31/03).
Menurut Pangemanan, anggaran pembangunan IGD dan gedung jantung sebesar Rp 41 miliar, sementara dana yang ada Rp 3 miliar. “Jadi anggaran Rp 41 miliar satu paket untuk dua bangunan. Diharapkan tahun ini IGD rampung 100 persen sementara gedung jantung 30 persen,” tukasnya. (jry)