Manado – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri yang duduk di pemerintahan Jokowi-JK. Menarik, dari 34 nama yang diumumkan tak satupun putera Sulut.
Beberapa faktor menjadi penyebab putera-puteri Sulut tak masuk kabinet Jokowi-JK menurut pengamat politik DR Ferry Liando, diantaranya, jumlah penduduk Sulut sangat sedikit dibanding daerah lain terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di pulau Jawa.
“Populasi pemilih Sulut sangat rendah, dianggap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kemenangan Jokowi-JK”, tulis Ferry Liando melalui rilis kepada BeritaManado.com, Minggu (26/10/2014) malam.
Urai akademisi Unsrat ini, pasca Permesta hingga saat ini, Sulut dikenal sebagai “anak manis” dari pemerintah pusat jauh dari sikap “pemberontak” dibanding beberapa daerah diluar Jawa.
“Juga proses regenerasi putera daerah di pusat tidak terstruktur dan sistematis. Elit-elit Sulut di pusat kerap kali menelikung dan proses regenerasi kurang bagus. Elit-elit senior belum siap membuka jalan kepada elit-elit muda, malah sebagian tidak diberdayakan karena elit-elit senior masih senang dengan kedudukannya”, tulis Liando.
Liando mengingatkan elit-elit Sulut masih harus banyak belajar pada elit-elit asal Batak, Makassar, Padang dan daerah lain. “Demi regenerasi elit-elit daerah tersebut siap melepaskan jabatan”, pungkas Liando. (**/jerrypalohoon)
Ini Nama-nama Menteri Kabinet Jokowi-JK:
Menko Bidang Polhukam:
Tedjo Edy Purdijatno
Menko Bidang Kemaritiman:
Indroyono Soesilo
Menko Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan:
Puan Maharani
Menteri Sekretaris Negara: Praktino
Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas:
Andrinof Chaniago
Menteri Perhubungan:
Ignasius Jonan
Menteri Kelautan dan Perikanan:
Susi Pudjiastuti
Menteri Pariwisata:
Arief Yahya
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral:
Sudirman Said
Menteri Dalam Negeri:
Tjahjo Kumolo
Menteri Luar Negeri:
Retno Lestari Priansari Marsudi
Menteri Pertahanan:
Ryamizard Ryacudu
Menteri Hukum dan HAM:
Yasonna H Laoly
Menteri Komunikasi dan Informatika:
Rudiantara
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi:
Yuddy Chrisnandi
Menteri Keuangan:
Bambang Brodjonegoro
Menteri BUMN:
Rini M Soemarno
Menteri Koperasi dan UMKM:
Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga
Menteri Perindustrian:
M Saleh Husin
Menteri Perdagangan:
Rachmat Gobel
Menteri Pertanian:
Amran Sulaiman
Menteri Ketenagakerjaan:
Hanif Dhakiri
Menteri PU dan Perumahan Rakyat:
Basuki Hadi Muljono
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan:
Siti Nurbaya
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN:
Ferry Mursyidan Baldan
Menteri Agama:
Lukman Hakim Saefuddin
Menteri Kesehatan:
Nila F Moeloek
Menteri Sosial:
Khofifah Indar Parawansa
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak:
Yohanan Yambise
Menteri Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan Menengah:
Anies Baswedan
Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi:
M Nasir
Menteri Pemuda dan Olahraga:
Imam Nahrawi
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi:
Marwan Ja’far
Manado – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri yang duduk di pemerintahan Jokowi-JK. Menarik, dari 34 nama yang diumumkan tak satupun putera Sulut.
Beberapa faktor menjadi penyebab putera-puteri Sulut tak masuk kabinet Jokowi-JK menurut pengamat politik DR Ferry Liando, diantaranya, jumlah penduduk Sulut sangat sedikit dibanding daerah lain terutama jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di pulau Jawa.
“Populasi pemilih Sulut sangat rendah, dianggap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kemenangan Jokowi-JK”, tulis Ferry Liando melalui rilis kepada BeritaManado.com, Minggu (26/10/2014) malam.
Urai akademisi Unsrat ini, pasca Permesta hingga saat ini, Sulut dikenal sebagai “anak manis” dari pemerintah pusat jauh dari sikap “pemberontak” dibanding beberapa daerah diluar Jawa.
“Juga proses regenerasi putera daerah di pusat tidak terstruktur dan sistematis. Elit-elit Sulut di pusat kerap kali menelikung dan proses regenerasi kurang bagus. Elit-elit senior belum siap membuka jalan kepada elit-elit muda, malah sebagian tidak diberdayakan karena elit-elit senior masih senang dengan kedudukannya”, tulis Liando.
Liando mengingatkan elit-elit Sulut masih harus banyak belajar pada elit-elit asal Batak, Makassar, Padang dan daerah lain. “Demi regenerasi elit-elit daerah tersebut siap melepaskan jabatan”, pungkas Liando. (**/jerrypalohoon)
Ini Nama-nama Menteri Kabinet Jokowi-JK:
Menko Bidang Polhukam:
Tedjo Edy Purdijatno
Menko Bidang Kemaritiman:
Indroyono Soesilo
Menko Bidang Perekonomian: Sofjan Djalil
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan:
Puan Maharani
Menteri Sekretaris Negara: Praktino
Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas:
Andrinof Chaniago
Menteri Perhubungan:
Ignasius Jonan
Menteri Kelautan dan Perikanan:
Susi Pudjiastuti
Menteri Pariwisata:
Arief Yahya
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral:
Sudirman Said
Menteri Dalam Negeri:
Tjahjo Kumolo
Menteri Luar Negeri:
Retno Lestari Priansari Marsudi
Menteri Pertahanan:
Ryamizard Ryacudu
Menteri Hukum dan HAM:
Yasonna H Laoly
Menteri Komunikasi dan Informatika:
Rudiantara
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi:
Yuddy Chrisnandi
Menteri Keuangan:
Bambang Brodjonegoro
Menteri BUMN:
Rini M Soemarno
Menteri Koperasi dan UMKM:
Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga
Menteri Perindustrian:
M Saleh Husin
Menteri Perdagangan:
Rachmat Gobel
Menteri Pertanian:
Amran Sulaiman
Menteri Ketenagakerjaan:
Hanif Dhakiri
Menteri PU dan Perumahan Rakyat:
Basuki Hadi Muljono
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan:
Siti Nurbaya
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN:
Ferry Mursyidan Baldan
Menteri Agama:
Lukman Hakim Saefuddin
Menteri Kesehatan:
Nila F Moeloek
Menteri Sosial:
Khofifah Indar Parawansa
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak:
Yohanan Yambise
Menteri Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan Menengah:
Anies Baswedan
Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi:
M Nasir
Menteri Pemuda dan Olahraga:
Imam Nahrawi
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi:
Marwan Ja’far