
Bitung – Sejumlah siswa/wi di SMK Dewi Laut Kota Bitung terancam putus sekolah hanya karena menunggak Sumbangan Penyelenggaran Pendidikan (SPP). Mengingat, pihak sekolah tak mengijinkan mereka untuk mengikuti ujian sebelum tunggakan tersebut dilunasi kendati para orang tua mengaku siap untuk melunasinya.
“Memang kami ada yang menunggak SPP sampai tiga bulan, tapi kami tetap punya itikad baik untuk membayarnya,” kata salah satu orang tua siswa SMK Dewi Laut Kota Bitung, Merry Pinontoan, Jumat (6/6/2014).
Menurutnya, tindakan sekolah tak mengijinkan siswa untuk ikut ujian penaikan kelas sangat tidak relevan. Padahal para orang tua siswa tetap bersedia melunasi tunggakan SPP kendati dengan cara menyicil asalkan anak-anak mereka tetap diikutkan ujian.
“Tapi pihak sekolah tetap bersikukuh meminta untuk melunasinya agar anak kami bisa diikutkan ujian,” katanya.
Lebih memiriskan lagi kata Nova Tatengkeng salah satu orang tua siswa, pihak sekolah mengumumkan didepan siswa lain nama-nama siswa yang menunggak SPP. Akibatnya, anak-anak mereka menjadi malu dan tak mau lagi ke sekolah.
“Harusnya pihak sekolah bisa mempertimbangkan kejiwaan anak-anak kami, bukan dengan cara mempermalukan yang akibatnya malah membuat anak-anak menjadi mider dan malu ke sekolah,” kata Tatengkeng.
Sementara itu, Kepala SMK Dewi Laut Kota Bitung, Pdt Ivonnie Hana Lumempouw STh MAP membenarkan soal kebijakan tak mengikutkan siswa yang menunggak SPP untuk ujian. Karena menurutnya, tunggakan SPP di sekolah yang dimpinnya sudah mencapai puluhan juta sehingga pihaknya harus mengambil kebijakan itu.
“Tapi kebijakan itu bukan diambil oleh pihak guru, melaikan yayasan. Karena dari laporan, pihak yayasan melihat ada puluhan juta SPP yang sudah menunggak hingga enam bulan dan jumlahnya telah mencapai puluhan juta,” kata Lumempouw.(abinenobm)