Manado – Pemilihan legislatif 9 April 2014 telah menghasilkan wakil rakyat yang akan mengabdi bagi masyarakat selama lima tahun. Namun banyak pihak meragukan kapasitas maupun integritas sebagian anggota DPRD periode 2014-2019.
“Bukannya tidak respek, namun pengalaman lalu ada banyak anggota DPRD yang tidak menjalankan tugas sebagaimana tupoksinya. Ada banyak anggota dewan malas hadir bahkan jarang berbicara. Padahal, sebagai penyambung lidah rakyat tugas utama anggota dewan itu harus tahu berbicara,” tukas pemerhati politik Dino Sekoh.
Senada diungkapkan pengamat politik dan pemerintahan Taufik Tumbelaka. Menurutnya, perbedaan kualitas anggota legislatif hasil pilihan rakyat dikarenakan demokrasi Indonesia masih sekedar menjalankan prosedur demokrasi. Tuturnya, anggota legislatif berkualitas akan memberikan efek positif bagi partai politik pengusung.
“Ini menjadi tantangan bagi setiap partai politik ketika menjual dan mengusung kadernya pada pemilihan legislatif. Seharusnya parpol diuntungkan jika calon yang dipilih adalah kader berkualitas. Anggota legislatif tidak berkualitas merupakan dosa partai politik,” jelas mantan aktifis UGM ini. (jerrypalohoon)