Bitung – Puluhan kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) harus rela menunggu berjam-jam di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bitung, Senin (28/4/2014). Pasalnya, mereka mendapati semua kepala bidang hingga staf di kantor tersebut tak berada di tempat dengan alasan melayat ke rumah duka.
Padahal para kepala sekolah SD ini ingin melaporkan hasil pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) siswa dan siswi SD kelas VI se-kota Bitung yang dimulai Senin pagi. Tapi tak satupun kepala bidang atau staf yang bisa menerima laporan pelaksanaan UAS yang berjalan dengan lancar dan aman.
Para kepala sekolah SD ini sendiri sudah mulai mendatangi kantor Dikpora sekitar pukul 11.15 Wita dan mendapati sejumlah kepala bidang dan staf buru-buru meninggalkan kantor dengan alasan akan melayat. Kepala Bidan Pendidikan Dasar Dikpora Kota Bitung, E Maramis yang sempat dicegat para kepala sekolah mengaku buru-buru untuk ke rumah duka karena ada perintah dari Sekretaris Dinas.
“Maaf saya harus buru-buru, nanti saja karena sudah ditunggu oleh Sekretaris,” kata Maramis sambil berlalu.
Lebih anehnya lagi, para kepala sekolah yang tujuannya untuk datang menyampaikan hasil UAS hari pertama malah ikut diarahkan untuk melayat ke rumah duka kendati masih jam kerja. Dan sejumlah kepala sekolah dengan muka kebingungan mengikuti perintah tersebut kendati mereka berat hati karena masih harus kembali ke sekolah untuk mengatur persiapan UAS hari kedua.
“Pantas saja Dikpora mendapat raport merah dari Ombudsman soal pelayanan karena sistim pelayananannya seperti itu,” kata salah satu warga Girian, Recky Wehantouw.
Wehantouw mengaku sangat mengerti dengan keputusan sekretaris Dikpora yang memerintahkan semua isi di kantor tersebut untuk melayat ke rumah duka. Tapi harusnya lebih bijak karena Dikpora adalah kantor publik yang tentu tak boleh kosong dijam kantor, apalagi disaat pelaksanaan UAS.
“Harus ada yang stand by agar pelayanan tetap berjalan, bukan malah membiarkan kantor kosong seperti itu,” katanya.
Ia membandingkan, ketika ibu kandung Walikota Bitung meninggal, proses pelayanan di tiap SKPD tetap berjalan karena PNS secara bergantian datang melayat tanpa harus mengosongkan kantor seperti yang dilakukan kepala bidang dan staf Dikpora.(abinenobm)