Maumbi – Suasana rumah biapong itu seperti di teras rumah namun dipenuhi meja kursi. Di pintu masuk tertera tulisan Rumah Biapong Seventeen, di Desa Maumbi, Kalawat, Minahasa Utara. Suasanya terlihat sama dengan rumah biapong lainnya yang menjamur di pinggiran jalan Desa Maumbi.
Rumah biapong sama seperti Rumah Kopi yang menjamur di Kota Manado. Bedanya, menu utama rumah biapong tentu biapong pelengkap menu minuman lainnya. Rumah biapong ini menjadi lokasi singgah untuk sekadar makan biapong, lalu berbincang-bincang dengan banyak orang. Di situ, semua orang punya posisi sama. Tak ada yang dominan. Semua orang bisa saling sapa, berkenalan, dan berbincang tentang hal yang umum termasuk politik khususnya perkembangan Minahasa Utara.
Berbicara politik di rumah biapong menjadi santapan hangat sama halnya menikmati biapong. Berbincang politik mulai dari prediksi, sejarah, latar belakang bahkan sejumlah opini dari warga tersaji hangat.
Menjelang pemilihan legislatif pada 9 April 2014, khususnya pemilihan Legislatif Dewan Provinsi Sulut dapil Minut-Bitung, jadi bahan ramai diperbincangkan di rumah biapong. Kali ini, empat srikandi jadi menu utamanya. Mereka Syerly Adelyn Sompotan (Golkar), Fransisca Tuwaidan (Demokrat) dan Eva Sarundajang serta Adriana Dondokambey (PDI-P).
Masing-masing mempunyai kans kuat untuk menjadi legislator Sulut. Namun bagaimana mereka dari sudut pandang rumah biapong?
Fery satu diantara yang berada di rumah biapong, mengakui bila Syerly Adelyn Sompotan dan Adriana Dondokambey sebagai pendatang baru yang punya kans kuat. Fransisca Tuwaidan yang biasa disapa Etha, berpeluang. Sementara Eva Sarundajang punya peluang sangat besar.
“Saya lihat, empat srikandi ini keras. Mar jelas orang asli Tonsea tetap dapa. Kalau Eva kuat di Bitung. Syerly luar biasa. Syerly Adelyn Sompotan dan Eva Sarundajang dorang dua tu pasti jadi,” kata Fery. (Robin)