Airmadidi – Masih dalam keadaan lelah karena membenahi rumah masing-masing maupun rumah sanak saudara dan sesama manusia di Kota Manado dan beberapa tempat yang diterjang banjir bandang dan longsor, masyarakat Kota Manado dan sekitar, harus kembali waspada menghadapi keganasan alam agar tidak terulang lagi.
Pasalnya, Kamis (23/1/2014), sejak pukul 18:30 Witta, hujan deras disertai angin yang cukup kencang, kembali melanda Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Minahasa.
Masyarakat di kedua Kabupaten bertetangga tersebut sudah saling mengabari baik lewat ponsel, sms maupun BBM, agar mewaspadai segala kemungkinan yang ada.
“Kawan, disini juga hujan sejak tadi saat adzan magrib,” ujar Ferry Lesar warga Tondano lewat ponselnya.
Trauma dengan kejadian 15 Januari 2014 lalu, warga Manado sempat terpukul atas informasi itu. Demi menjaga perasaan masyarakat Kota Manado dari kekhawatiran dan kesalah pahaman informasi, maka selaku LSM yang intens terhadap keadaan masyarakat Sulawesi Utara, Ketua LSM Waraney Puser In Tana Toar-Lumimuut Dewan Pengurus Besar Sulawesi Utara (WPIT’TL DPB Sulut), John S F Pandeirot, melalui Wakil Panglima Besar, Novri Bolang, menghimbau masyarakat Kota Manado untuk berjaga-jaga dari segala kemungkinan.
Namun menurut Novri, himbauan berjaga-jaga yang diserukan pihaknya, jangan disalah artikan dan jangan ditambah-kurangi, agar masyarakat tidak menelan informasi yang keliru, sehingga mengakibatkan keresahan bahkan kepanikan.
“Kepada warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor, kami minta waspada mengingat di Minahasa Raya curah hujan cukup tinggi dan serius,” katanya.
Hanya saja tambahnya, hal itu hanya bentuk pemberitahuan bagi yang berkenan maupun tidak berkenan, itu hak masing-masing. “Pemberitahuan ini hanya upaya untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan untuk meminimalisir segala kerugian baik material, maupun kerugian nyawa atau diri,” tutur Wakil Panglima Besar LSM WPITTL itu.
Sesuai pantauan dilapangan, sejak Kamis sore hari, curah hujan di Minut dan Minahasa memang cukup tinggi dan menghawatirkan, dan segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Wakil Panglima Besar LSM WPITTL itu juga menghimbau agar anggota dan pengurus LSM untuk siaga membantu masyarakat bila kejadian serupa, nampak menimpa kembali.
“Saudara-saudara LSM Waraney Puser In Tana, dihimbau waspada, bila memang terjadi hal tidak diinginkan, segera berkordinasi agar kita bisa saling tahu dan bisa saling mengontak satu-sama lain,” ujarnya.
Diharapkannya juga, aparat, Basarnas, Pemerintah dan pihak yang bertanggungjawab atas pintu air di PLTA Tanggari dan Tonsea Lama, untuk membangun komunikasi, agar tidak terjadi hal-hal yang bisa menyebabkan bencana alam yang fatal.
Sementara curah hujan terjadi sampai Jumat (24/11/2014). (robintanauma)