Bitung – Sopir Angkutan Umum (Angkot) Kota Bitung menyatakan kebijakan rayonisasi terlalu dipaksakan. Mengingat kebijakan tersebut tidak melalui kajian dilapangan seperti adanya pemisahaan kendaraan dan lebar jalan sehingga rayonisasi belum layak diterapkan di Kota Bitung.
“Sampai saat ini pemerintah tidak pernah memberikan presentasi soal keuntungan penerapan rayonisasi terhadap para sopir Angkot,” kata perwakilan sopir Angkot dari KSBSI Kota Bitung, Rocky Oroh, Senin (25/11).
Akibatnya para sopir Angkot menyatakan penolakan terhadap kebijakan Rayonisasi karena hanya merugikan sopir. “Kami terpaksa menolak kebijakan yang begitu dipaksakan dan tujuannya hanya untuk kepentingan top eksekutif,” katanya.
Pihak Oroh sendiri kembali menggelar aksi demo menyatakan penolakan rayonisasi. Dan aksi ini dilakukan dibeberapa titik dengan titik awal dari pusat kota menuju Dishub, Kantor Walikota dan DPRD Kota Bitung.
“Aksi ini adalah aksi terakhir, setelah itu jika rayonisasi tetap dijalankan maka jangan salahkan para sopir jika bertindak anarkis menolak kebijakan yang tak pro sopir,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublish para sopir masih berkumpul di pusat kota sambil mengumpulkan tandatangan dari para sopir sebagai bentuk penolakan. “Tandatangan ini akan kami serahkan ke walikota sebagai pernyataan menolak rayonisasi,” katanya.(abinenobm)