Amurang – Akibat kurangnya pengawasan dari dinas teknis, terkait proyek pembuatan tanggul penahan jalan yang ada di jalur Amurang Minsel menuju Touluaan Mitra, membuat para kontraktor terkesan asal-asalan dalam pengerjaannya. Akibatnya, tanggul yang baru saja selesai diperbaiki terlihat rusak dan terancam kembali jebol.
Lantaran pengerjaan yang asal jadi beberapa elemen masyarakat pun mengeluhkan kinerja para kontraktor.
Sanly Lendongan, salah satu tokoh pemuda Minsel menegaskan, pemerintah daerah (Pemda) dalam hal ini dinas pekerjaan umum (PU) seharusnya mengawasi setiap pengerjaan proyek infrasturuktur seperti ini.
“Proyek yang sudah menelan dana 100 persen, dikerjaan hanya 70 persen, itu disebabkan kurangnya pengawasan dari dinas terkait. Sehingga kontraktor asal-asalan dalam pengerjaannya, yang pada akhirnya kualitas tanggul tidak bertahan lama, dan masyarakat yang dirugikan,” kata Lendongan kepada beritamanado.com, Selasa (19/11).
Sementara Ketua DPD Laki Sulut, Alon Rumagit Lanjut, menduga ada permainan di belakang meja terkait proyek pengerjaan tanggul tersebut.
“Seperti kita ketahui tanggul tersebut sudah jebol lebih dari lima kali, sepanjang tahun 2013 ini, dan sudah lima kali juga diperbaiki. Tapi sangat disayangkan karna tidak ada pengawasan dalam pengerjaannya tanggul tersebut kembali jebol,” katanya.
Lanjutnya mengatakan, jangan-jangan ada permain dibalik setiap perbaikan tanggul tersebut. “Yang menjurus pada unsur kesengajaan dalam pengerjaanya. Dimana, pihak kontraktor dan dinas terkait bekerja sama untuk mencari keuntungan sendiri dalam proyek tersebut,” jelasnya. (Vanly Solang)