Manado – Juru Bicara Badan Koordinasi Daerah (Bakorda) Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut, Reineke Anggaseng mengatakan, bangsa Indonesia harus menghormati pendahulunya. Namun, untuk mengatasi persoalan yang terjadi hari ini, Indonesia tidak lagi bisa menggunakan resep masa lalu.
“Pak Harto banyak jasanya, banyak kebaikannya. Bung Karno juga banyak jasa dan kebaikannya, Tapi apa yang kita rasakan dari para presiden kita di era reformasi saat ini, yang ada hanyalah kesemerautan politik yang membawa pada keterpurukan bangsa Indonesia sejauh ini”, kata Anggaseng kepada beritamanado.
Dia mengatakan, ada sejumlah nilai-nilai dasar Angkatan 45 yang tetap relevan untuk dipertahankan hingga saat ini. Hanya saja, Indonesia saat ini menghadapi berbagai macam tantangan. Misalnya, menghadapi APEC, pasar ekonomi ASEAN, hingga ledakan penduduk. Untuk menyelesaikan persoalan ini, Indonesia tidak bisa lagi memakai resep zaman dahulu.
Fokusmaker mengklaim, hanya Soeharto yang berani dengan tegas mengatakan sistem neoliberal keliru. Menurut Dia, neoliberal tidak akan membawa kesejahteraan, karena yang menikmati keuntungan hanya 1 persen penduduk. “Bagaimana kita meyakinkan yang satu persen, (sistem) ini tidak aman,” katanya.
Anggaseng menilai Indonesia dalam kondisi bahaya jika banyak orang tak punya pekerjaan, tak memiliki harapan, tak mendapatkan fasilitas yang baik, hingga pendidikan yang terjamin. Untuk itu Fokusmaker mengingatkan pentingnya komitmen dari sejumlah elit politik negeri ini yang akan maju bertarung dalam Pemilu 2014 terutama Pemilihan Presiden. “Tak perlu orang pintar yang memimpin negeri ini, tapi orang yang memiliki hati dan mau menghargai sejarahlah yang dapat membawa bangsa Indonesia bangkit dari kondisi saat ini,” tegas Anggaseng. (risat)