Manado – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sulut, Julius Tumilantouw menanggapi pernyataan anggota Dewan Pembina, FX Lock Kojongian soal ketua terpilih dalam Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) nanti sebaiknya seorang PNS.
Menurut Tumilantouw, pernyataan Lock itu tidaklah mendasar. Sebab, tidak ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur hal demikian. Karena semua kader punya hak yang sama dalam organisasi. “Kalau pun alasan ketua adalah seorang PNS tidak bisa mengkritisi pemerintah saya kira keliru. Ingat waktu lalu Pemuda Katolik Sulut mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dalam bentuk demo. Walaupun saya sendiri tidak ikut,” paparnya ketika dihubungi, Rabu (28/8) malam.
Kemudian, kata dia, Pemuda Katolik sebagai wadah berhimpun pemuda aktivitasnya bukan hanya sekedar mengkritik saja, tapi banyak kegiatan positif yang harus dilakukan. “Misalnya pelatihan-pelatihan yang melahirkan kader terbaik. Saya kira semua organisasi pemuda seperti itu,” kata Tumilantouw.
Dia menambahkan Muskomda Pemuda Katolik Sulut akan digelar September mendatang. “Memang agak terlambat karena terkendala sejumlah daerah belum menggelar Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab). Tapi kami telah memberi deadline waktu segera melaksanakan Muskomcab. Jadi kemungkinan September,” ujarnya sembari menyebutkan soal dirinya mencalonkan lagi tergantung peserta Muskomda. (agust hari)
Manado – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sulut, Julius Tumilantouw menanggapi pernyataan anggota Dewan Pembina, FX Lock Kojongian soal ketua terpilih dalam Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) nanti sebaiknya seorang PNS.
Menurut Tumilantouw, pernyataan Lock itu tidaklah mendasar. Sebab, tidak ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur hal demikian. Karena semua kader punya hak yang sama dalam organisasi. “Kalau pun alasan ketua adalah seorang PNS tidak bisa mengkritisi pemerintah saya kira keliru. Ingat waktu lalu Pemuda Katolik Sulut mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat dalam bentuk demo. Walaupun saya sendiri tidak ikut,” paparnya ketika dihubungi, Rabu (28/8) malam.
Kemudian, kata dia, Pemuda Katolik sebagai wadah berhimpun pemuda aktivitasnya bukan hanya sekedar mengkritik saja, tapi banyak kegiatan positif yang harus dilakukan. “Misalnya pelatihan-pelatihan yang melahirkan kader terbaik. Saya kira semua organisasi pemuda seperti itu,” kata Tumilantouw.
Dia menambahkan Muskomda Pemuda Katolik Sulut akan digelar September mendatang. “Memang agak terlambat karena terkendala sejumlah daerah belum menggelar Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab). Tapi kami telah memberi deadline waktu segera melaksanakan Muskomcab. Jadi kemungkinan September,” ujarnya sembari menyebutkan soal dirinya mencalonkan lagi tergantung peserta Muskomda. (agust hari)