
Bitung – Kendati tanpa bantuan dari keluarga, jenasah Frans Runtuwene (76)dimakamkan warga di pemakaman umum Tanjung Merah, Selasa (30/7) sore sekitar pukul 15.30 Wita. Proses pemakaman Opa Frans ini dilakukan warga yang menaruh simpati terhadap nasib yang menimpanya, harus menjalani perawatan di RSUD tanpa pendampingan ataupun perhatian dari sanak keluarga.
Mulai dari proses memandikan, penyuntikan formalin hingga biaya peti dan jas serta ambulance dan lahan pekuburan diupayakan warga yang menaruh iba terhadap Opa Frans. Bahkan ketika proses pemakaman, ada puluhan warga yang hadir dalam ibadah yang digelar di gubuk salah lahan perkebunan yang ditempati almarhum tinggal sebelum dibawa warga ke RSUD untuk mendapatkan perawatan.
Suasana haru disertai siraman hujan menyertai prosesi pemakaman almarhum yang dikenal warga Tanjung Merah sebagai penjaga kebun milik Ci’ Elen itu. Tak sedikit warga yang terlihat menitikkan air mata melepas kepergian Om Frans, kendati tak ada ikatan pertalian darah dan hanya mengenal almarhum ketika diberitakan terlantar di kamar mayat RSUD karena tak ada sanak saudara.
Tak hanya para warga, namun perangkat Kelurahan Tanjung Merah ikut juga bersimpati dengan apa yang dialami Om Frans ditelantarkan keluarga. Bahkan sejumlah LSM dan tokoh masyarakat ikut hadir serta ambil bagian membantu biaya pemakaman almarhum.
Dari informasi dari sejumlah warga, Opa Frans sendiri dikabarkan memiliki seorang istri di Molibagu dan sejumlah anak yang tak jelas dimana keberadaannya. Dan ia sebelum dibawa warga ke RSUD untuk menjalani perawatan karena sakit tanggal 14 Juli lalu, sehari-hari almarhum menjaga salah satu wilayah perkebunan di Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari. (enk)