Manado – Umat Buddha di seluruh dunia Sabtu (25/05) kemarin, merayakan hari Tri Suci Waisak secara serempak. Peringatan akan kelahiran Pangeran Siddharta di taman Lumbini 623 SM, Pertapa Gotama mencapai penerangan sempurna di usia ke-35 tahun dan Buddha Sakyamuni parinirvana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun.
Dalam press release yang dikirimkan ke redaksi beritamanado, diketahui Direktur Jenderal Bimbingan Agama Buddha Kementerian Agama Joko Wuryanto mengemukakan, dalam memahami, menerapkan dan menghayati kebenaran ajaran Buddha, umat harus menumbuhkembangkan semangat mawas diri dan disiplin agar tercapai hidup harmonis.
Penyuluh Agama Buddha Kemenag Kota Manado Upekkha Santi, S.Ag bersama Felix Tongian, SE dan Sudar, A.Md selaku pegawai di Bimas Buddha Kemenag Sulut turut serta pada prosesi Waisak 2557 BE/2013. Mulai dari Pindapatta Jalan (dana makanan kepada anggota Sangha-Bhikkhu) mulai dari Supermarket Fiesta sampai Toko Roti Kartini.
Setelah anggota Sangha selesai menyantap dana makanan, anak-anak dan remaja Buddhist Vihara Dhammadipa memulai pentas seni yang terdiri atas drama, tarian dan nyanyian.
Persembahan lilin (penerangan), dupa (wangi-wangian), air (kemurnian, kejernihan, dan ketenangan), bunga (ketidakkekalan) dan buah (buah dari pencapaian spiritual) mengawali proses puja yang dimulai tepat pukul 12.00 WITA, disaksikan oleh tiga orang Bhikkhu dan ratusan umat yang mengikuti puja bakti.
Kemudian puja dilanjutkan dengan penyalaan lilin panca warna (biru melambangkan kebaktian, merah-cinta kasih, putih-kesucian, kuning-kebijaksanaan dan oranye-semangat).
Meditasi kemudian dilakukan mulai 12.20-12.30 WITA, mengingat bahwa detik-detik Waisak adalah pukul 12.24.39 WITA. Pembacaan Waisak puja gatha terus dilantunkan, mengumandang ke seluruh penjuru alam yang dilanjutkan dengan pradaksina (puja dengan mengelilingi Vihara sebanyak 3 kali). l
Bhante Sophon Bunnang membawakan dhammadesana (kotbah Dhamma) dan diakhiri dengan ramah tamah. (*/oke)