Manado-Diskusi ekomoni akhir tahun yang digagas beberapa pakar ekonomi dan pemerhati Sulawesi Utara (Sulut), Senin (31/12/2012) lalu menghasilkan beberapa hasil penting yang berkaitan dengan ekonomi. Diskusi ini diantaranya dihadiri oleh Dr Peggy Mekel SE MA, Victory Rotty STh MTh MPd, Piet Hein Pusung SSTP MSi. Kemudian Dr Ivan Kaunang, Allen Manongko SE MM, Johny Taroreh SE MPd, Heard Runtuwene SPi MSi, Yani Undap SIK MED.
Berikut ini hasilnya:
1. Ekonomi SULUT sangat pesat pertumbuhannya, rata-rata menunjukan nilai yg tinggi dan positif. Walaupun hampir sama dengan daerah2 maju di tempat lain di Indonesia, dibawah sistem ekonomi pasar (market economy) yah benar ekonomi SULUT sangat maju. Namun, hal ini membuka celah masih mengakibatkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Karena ekonomi didorong oleh investasi dari investor/konglemerasi Nasional,belum mendorong pertumbuhan wirausaha lokal asal Sulut, Persoalan mendasar adalah bagaimana peran masyarakat lokal/pengusaha dan investor lokal dan pemerintah dalam membangun ekonomi.
2. Hampir semua belahan dunia mendiskusikan tentang ekonomi kerakyatan berbasis keberdayaan masyarakat lokal sebagai solusi krisis ekonomi. Harapan besar Indonesia akan tinggal landas, dicanangkan Tahun 2045 adalah “era tinggal landas” (100 tahun Indonesia merdeka), dimana Indonesia pada tahun 2045 memiliki jumlah tenaga kerja produktif yang besar (demografi dividen). Dan pada Tahun 2014 menjadi “tahun emas” atau “generasi emas” untuk SULUT, seiring dengan program Gubernur SHS, Untuk itu, masyarakat harus siap menghadapinya. Membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha lokal. Meningkatkan wujud ekonomi kerakyatan, ekonomi mapalus. Misalnya, merevitalisasi koperasi.
3. Melanjutkan visi dan misi pemerintah provinsi SULUT “membangun tanpa korupsi” Oleh karena itu, mendorong untuk memberi ruang kepada publik untuk membantu, dan memberi akses keterbukaan informasi, juga transparansi APBD.
4. Pengelolahan sumber daya alam SULUT perlu ditingkatkan. Masyarakat dan pemerintah perlu lebih kreatif lagi dalam mengelola potensi alam. Misalnya,meningkatkan SDM dan kreativitas dan inovasi dari tenaga kerja Sulut, serta memanfaatkan SDA yang kaya dan melimpah dengan lebih profesional, daerah wisata, memperhatikan lingkungan misalnya daerah aliran sungai, daerah tambang emas, daerah potensi wisata, dan daerah-daerah yang lain.(cci)