TONDANO – Penangkapan aparat Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara (Sulut) terhadap empat pengedar shabu-shabu pada Rabu (14/11), menunjukkan ancaman bahaya narkoba di Sulut sangat tinggi. Tim pemenangan CNR-DJT menyerukan, agar semua pihak menjaga Minahasa dari bahaya narkoba.
Anggota DPRD Minahasa Febry Suoth yang juga tim pemenangan CNR-DJT mengaku, dia telah melihat pemberitaan di media massa perihal penangkapan itu. Menurutnya, masyarakat Minahasa harus waspada dan menjaga anggota keluarganya agar tidak terjerumus dalam pengaruh narkoba. Karenanya, sebagai bagian dari pemenangan CNR-DJT, Febry menegaskan bahwa CNR-DJT adalah pasangan yang bersih dari narkoba.
“Saya membaca di salah satu media massa kemarin (20/11) soal penangkapan itu. Ini patut diwaspadai, jangan sampai ada anggota keluarga kita yang menjadi pemakai atau pengedar barang terlarang tersebut. Karena akan merusak mental generasi muda Minahasa nantinya. CNR-DJT berkomitmen untuk memerangi narkoba, karena ini adalah bahaya yang sangat besar bagi Minahasa dan bangsa ini,” kata Febry.
Febry yang juga Sekretaris DPD II Partai Golkar Minahasa ini menambahkan, di berbagai wilayah Sulut bahkan di Indonesia ini sudah banyak terlihat informasi bahaya narkoba. Hal itu tentu saja perlu ditindaklanjuti, dan dimulai dari langkah kecil dalam lingkup keluarga untuk mencegah masuknya pengaruh narkoba.
Tingginya ancaman bahaya narkoba di Sulut ini bisa dilihat dari data-data yang pernh diungkapkan BNNP Sulut, bahwa Sulut ini pada 2011 angka prevalensi penyalahguna narkoba mencapai 2.1 persen. Kemudian data terakhir pada Juni 2012 , tecatat ada 19 kasus narkoba yang terjadi di Sulut. Tentu saja, dikatakan Febry sangat membahayakan karena bisa saja pergerakan pengedar narkoba ini terus berjalan, yang belum terungkap oleh aparat keamanan.
Oleh karenanya, ada upaya yang dilakukan untuk mencegah itu, bisa dilakukan dengan tiga kelompok terkecil. Yaitu memberitahu bahaya narkoba kepada orang-orang sedapur, sesumur, sejalan. Sedapur yaitu mengingatkan anggota keluarga akan bahaya ini. Sebangku yaitu memberitahukan bahayanya kepada orang-orang sekelas dan satu sekolah. Juga kepada mereka yang sejalan, yaitu orang-orang yang biasa bermain atau berkumpul bersama.
“Kita di Partai Golkar dan pemenangan CNR-DJT juga terus membantu apa yang disosialisasikan oleh pihak keamanan dan BNN dalam memberantas narkoba di Minahasa. Karena kalau generasi muda Minahasa sudah terjangkit itu, saya tidak bisa membayangkan bagaimana Minahasa nantinya,” jelasnya.
Hal senada dikatakan salah satu tokoh muda Tondano Renald Sengke. Menurutnya, sebagai generasi muda Minahasa, mereka berkomitmen untuk menjaga dan memerangi narkoba di Minahasa.
“Minahasa membutuhkan pemimpin yang bersih, dan memiliki komitmen untuk menjaga masa depan generasi muda dari bahaya narkoba,” kata Renald. (*)