Amurang – Tak bisa dipungkiri kegiatan maupun ivent yang digelar Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) beberapa tahun belakangan ini hanya ajang pemilihan Toar-Lumimuut. Wajar pemerhati pariwisata dan kebudayaan di daerah ini menyoroti kinerja jajaran di Disbudpar , khususnya kepala dinas.
“Kalau instansi terkait jeli, khususnya kebudayaan di Minsel sebanarnya diperlukan kordinasi yang baik antara pemerinta Kabupaten, Kecamatan bahkan hingga di desa-desa untuk menggali kebudayaan masing-masing budaya baik berupa kuliner maupun situs-situs budaya lainya,” tukas Matheos.
Ia menambahkan, jangan hanya ivent Toar-Lumimuut yang di helat instansi tersebut, sementara potensi wisata maupun budata harus dianaktirikan. Apalagi dengan dalih minimnya anggaran, lantas tidak serta merta program-program pengembangan potensi wisata termasuk kebudayaan tak bergeming.
Kepala Disbudpar Minsel Drs Ventje Igir melalui Sekretarisnya Drs Sonny Maleke mengakui memang anggaran minim. ‘’Padahal berbagai kegiatan yang sebenarnya sudah di programkan. Namun mengingat kemampuan dana tidak memadai, maka terpaksa program yang ada termasuk pengembangan kepariwisataan belum berjalan optimal,’’ ungkap Maleke. (and)