Manado, BeritaManado.com – Olahraga bela diri Mixed Martial Arts (MMA) terus berkembang di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Hingga kini tercatat sedikitnya sudah 5 putra Sulut yang meraih sabuk juara nasional.
Kelimanya yaitu, Paul ‘The Great King’ Lumihi (Featherweight), Billy ‘Bruce Lee’ Pasulatan (Strawweight) dan Novan Kaunang (Atomweight) fighter asal Minahasa Utara, Windri ‘The Bad Boy’ Patilima (Welterweight) fighter asal Kotamobagu, serta Brian ‘The Spoiled Boy’ Lawitan (Bantamweight) asal Minut yang sudah memegang sabuk sementara.
Menariknya, pada pembentukan cabang MMA amatir di Sulut, empat pemegang sabuk, yaitu Paul, Billy, Windi dan Novan sepakat mendukung Kombes Pol Pitra Andrias Ratulangi untuk menjadi ketua.
Hal itu disampaikan keempat fighters dalam pertemuan bersama Kombes Pol Pitra Andrias Ratulangi, pengurus KONI Minut Sevry Nelwan, dan Ketua MMA amatir Minahasa Utara Jeffry Palk yang juga Anggota Bidang Hukum Koni Kabupaten Minahasa Utara, Sabtu (22/1/2022).
Paul Lumihi, sebagai pioner MMA Sulut yang kini memegang sabuk abadi, menilai perhatian Kombes Pol Pitra Andrias Ratulangi sudah dirasakan sejak awal dia bertanding.
“Kami mau Pak Pitra Ratulangi menjadi ketua MMA amatir di Sulut. Karena sejak awal memang beliau yang memberikan perhatian bagi kami para atlet MMA,” ujar Paul, kepada BeritaManado.com.
Pernyataan Paul berangkat dari kegelisahan para pemegang sabuk juara MMA yang merasa tidak pernah dilibatkan pada pembentukan MMA amatir di Sulut.
Menurut Paul, ada beberapa kelompok yang membuat kepengurusan Cabor MMA amatir di Sulut dan mengklaim sudah mendapat dukungan dari empat pemegang sabuk.
“Kami tidak masalahkan jika pengurus cabor MMA sudah dibentuk. Tapi jika ada klaim bahwa kepengurusan itu didukung oleh para pemegang sabuk, tentu kami bantah. Karena jika ditanyakan pada kami siapa yang layak (Ketua Cabor MMA amatir Sulut, red), kami pilih Pak Pitra Ratulangi,” tegas juara MMA One Pride lima kali berturut-turut itu.
Hal yang sama disampaikan Billy Pasulatan, yang juga memiliki sasana Tornado MMA, di Desa Karegesan, Kecamatan Kauditan, Minut.
Billy kecewa karena tidak dilibatkan pada pembentukan pengurus cabor MMA amatir di Sulut.
“Sulut punya beberapa juara MMA di tingkat nasional. Lalu kami memiliki hak suara karena punya sasana (tempat berlatih, red). Kalau kami dilibatkan, justru kami sangat antusias untuk membangun MMA amatir Sulawesi Utara,” ujar Billy, yang dikenal dengan tendangan khas Taekwondo andalannya.
Sementara itu, Windri Patilima dan Novan Kaunang juga ikut satu suara mendukung Pitra Ratulangi.
Keduanya meminta pengurus KONI Pusat khususnya cabor MMA amatir bisa mempertimbangkan siapa yang layak sebagai pengurus cabor di tingkat daerah.
“Kami menilai, pak Pitra lebih layak. Tentunya ke depan kami siap mendukung pengembangan para atlet MMA amatir Sulut agar terus berprestasi di tingkat nasional,” ujar keduanya.
Diketahui, olahraga Mixed Martial Arts (MMA) amatir telah resmi diterima sebagai anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat.
Perhatian yang diberikan Kombes Pol Pitra Andrias Ratulangi sejak awal MMA amatir berkembang di Sulut, dirasakan cukup besar.
Pitra sendiri dikenal luas masyarakat Sulut saat memimpin Tim Manguni Polda Sulut dengan gaya merespon cepat laporan masyarakat.
Setelah di Sulut, Kombes Pol Pitra dipercayakan menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Timur kemudian diangkat sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri.
(Finda Muhtar)