Airmadidi – Batas tembok, antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Airmadidi dengan galian tanah menyebabkan bunyi bising suara traktor dan truk yang lalu lalang mengganggu proses belajar mengajar.
Eleonora Sompie selaku Kepsek SMKN 1 Airmadidi mengaku terganggu yang juga galian tersebut berdampak pada rusaknya lingkungan, padahal SMKN 1 Airmadidi belum lama ini meraih sekolah adiwiyata.
“Jelas ini mengganggu,” kata Sompie Selasa (3/9). Apalagi di waktu panas, debu dari galian, berterbangan ke udara, dan dampak paling besar dirasakan masyarakat sekolah itu sendiri, baik siswa-siswinya para guru atau pun mereka yang ada di sekolah itu.
Apalagi menurut Sompie, adanya sebuah selokan, kini sudah tertutup dengan tanah. “Saya sudah menyurat ke Pemkab,” kata Sompie.
Bupati Minut, Sompie Singal seolah tak bisa berbuat banyak, bahkan jalan tersebut adalah jalan menuju ke kantor Pemkab Minut. Apakah Bupati Singal hanya cuek dan membiarkan anak-anak SMKN 1 Airmadidi terganggu belajarnya?
Namun Bupati Minut pada sejumlah media, beberapa waktu lalu menyatakan, itu bukan galian c.
“Itu adalah pembuatan semacam tempat ibadah,” katanya seraya menambahkan jika pengerjaan tersebut harus memerhatikan keadaan sekitar. (robin tanauma)