Tahuna – Banjir dan longsor terjadi, Senin (23/7) lalu di Kecamatan Tamako dan Manganitu Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut). Akibatnya, 1 warga meninggal dan ratusan rumah jadi korban pasca hujan menguyur selama tiga jam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sangihe, menyebutkan banjir terjadi di Desa Lapango, Kecamatan Tamako tercatat 4 rumah hanyut. Malah di Desa Laine lebih parah, ratusan rumah tergenang air setinggi 1,5 meter. Praktis akses jalan utama yang menghubungkan desa dan kecamatan terputus dan arus lalu lintas lumpuh total.
Sementara longsor menerjang di Desa Mahumu II, sedikitnya 5 rumah rata tanah, 1 buah Sekolah Dasar (SD) juga ikut diterjang longsor, serta seorang warga bernama Doyana Sahiu (76) meninggal dunia.
Kemudian longsor di Desa Mahumu I dua buah rumah rusak berat, Kalama Darat juga dua buah rumah rusak berat, di Lalipahe II rumah rusak berat, dan di Desa Kaluwatu, 2 orang menjadi korban longsor yakni Urbanus Betelambung dan Ribka Ramenusa. Hanya saja keduanya berhasil selamat dan saat ini sedang menjalani perawatan di puskesmas terdekat.
Sedikitnya 17 titik daerah longsor yang sudah menutupi berbagai akses di desa di Kabupaten Sangihe.
“Kerugian mencapai miliaran rupiah. Dan saat ini warga sudah diungsikan ke tempat yang aman, serta memberikan bantuan logistik serta bantuan lainnya melalui Dinas Sosial,” kata Kepala BPBD Kabupaten Sangihe, Ir Rence Tamboto.
Bupati Drs HR Makagansa MSi langsung turun ke lokasi kejadian melihat kondisi warga yang jadi korban longsor dan banjir.
“Bencana tidak kita tahu kapan datang. Saya ikut prihatin, mudah-mudahan semua keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan dari Tuhan,” ujar Ompa, sapaan akrabnya.(aha).