Tomohon – Jalur jalan penghubung antara Kelurahan Tinoor di Kota Tomohon dan Desa Warembungan Kabupaten Minahasa yang digunakan sebagai jalur alternatif akibat putusnya ruas jalan utama Tomohon-Manado akibat longsor pertengahan Januari lalu hingga saat ini belum dapat difungsikan kembali.
Akibatnya, warga mulai mempertanyakan sejauh mana perbaikan yang telah dilakukan oleh instansi terkait. “Katanya diusahakan selesai sebelum pelaksanaan Sidang Sinode GMIM namun hingga usainya sidang, jalan tersebut belum bisa digunakan. Jika memang belum selesai, saat ini pengerjaannya sudah seperti apa, berapa persen yang rampung,” ungkap Gerry P, salah satu warga di Kecamatan Tomohon Utara.
Menurut pria yang kesehariannya bekerja di Manado ini, rasa khawatir tetap dirasakannya saat melintasi jalur utama Tomohon-Manado khususnya di kawasan yang biasa disebut Tambulinas. “Memang, jalur jalan utama telah dibuka sejak bulan lalu, namun melihat kondisi terakhir rasa khawatir tetap saja kami rasakan saat melintas apalagi di Tambulinas. Tanah di situ seperti tak kuat lagi menahan beban. Apalagi kondisi cuaca saat ini yang mulai tak bersahabat dimana curah hujan yang cukup tinggi,” terangnya kepada beritamanado.com, Rabu (16/04).
Tomohon – Jalur jalan penghubung antara Kelurahan Tinoor di Kota Tomohon dan Desa Warembungan Kabupaten Minahasa yang digunakan sebagai jalur alternatif akibat putusnya ruas jalan utama Tomohon-Manado akibat longsor pertengahan Januari lalu hingga saat ini belum dapat difungsikan kembali.
Akibatnya, warga mulai mempertanyakan sejauh mana perbaikan yang telah dilakukan oleh instansi terkait. “Katanya diusahakan selesai sebelum pelaksanaan Sidang Sinode GMIM namun hingga usainya sidang, jalan tersebut belum bisa digunakan. Jika memang belum selesai, saat ini pengerjaannya sudah seperti apa, berapa persen yang rampung,” ungkap Gerry P, salah satu warga di Kecamatan Tomohon Utara.
Menurut pria yang kesehariannya bekerja di Manado ini, rasa khawatir tetap dirasakannya saat melintasi jalur utama Tomohon-Manado khususnya di kawasan yang biasa disebut Tambulinas. “Memang, jalur jalan utama telah dibuka sejak bulan lalu, namun melihat kondisi terakhir rasa khawatir tetap saja kami rasakan saat melintas apalagi di Tambulinas. Tanah di situ seperti tak kuat lagi menahan beban. Apalagi kondisi cuaca saat ini yang mulai tak bersahabat dimana curah hujan yang cukup tinggi,” terangnya kepada beritamanado.com, Rabu (16/04).