MANADO – Adanya keinginan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) memberikan gelar profesor kepada, Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang, mulai menuai kritik berbagai elemen masyarakat. Satu di antaranya, diutarakan Semmy Mananoma SH, kepada beritamanado, belum lama ini, sewaktu bersua di Bambu Express, Mantos.
Bagi Mananoma, gelar profesor, dan gelar akademik lainnya, harus dicari dengan cara yang menghargai statuta akademik, dan persyaratan akademik lainnya.
”Saya terus terang dengan berbagai perguruan tinggi sekarang, yang sepertinya dengan mudah memberikan gelar doktor kepada pejabat yang belum tentu mengikuti perkuliahan secara aktif. Juga mengusulkan Profesor atau guru besar ke seorang pejabat, ”ujar Mananoma prihatin.
”Khan rakyat sekarang sudah pinter. Saya pikir SHS tidak perlu doktor ataupun Profesor orang sudah menghargai kehebatannya dalam memimpin. Justu kalau diberikan gelar guru besar, apa SHS bisa mengajar di Unsrat, ”ujarnya.
Mananoma, menambahkan, tidak mungkin SHS yang sudah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Gubernur, yang mengepalai daerah ini, kemudian masih mempunyai waktu yang cukup serta fokus mengajar di Unsrat.
”Jadi intinya saya hanya mengingatkan ke petinggi Unsrat, jangan ”jual murah” gelar akademik. Tunjukkan kepada generasi yang ada saat ini, gelar akademik harus dicari dengan cara mengikuti perkuliahan, dan syarat akademik lainnya. Juga gelar guru besar diberikan kepada orang yang tepat mendapatkannya, ”ujar Mananoma meyakinkan.(don)
MANADO – Adanya keinginan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) memberikan gelar profesor kepada, Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang, mulai menuai kritik berbagai elemen masyarakat. Satu di antaranya, diutarakan Semmy Mananoma SH, kepada beritamanado, belum lama ini, sewaktu bersua di Bambu Express, Mantos.
Bagi Mananoma, gelar profesor, dan gelar akademik lainnya, harus dicari dengan cara yang menghargai statuta akademik, dan persyaratan akademik lainnya.
”Saya terus terang dengan berbagai perguruan tinggi sekarang, yang sepertinya dengan mudah memberikan gelar doktor kepada pejabat yang belum tentu mengikuti perkuliahan secara aktif. Juga mengusulkan Profesor atau guru besar ke seorang pejabat, ”ujar Mananoma prihatin.
”Khan rakyat sekarang sudah pinter. Saya pikir SHS tidak perlu doktor ataupun Profesor orang sudah menghargai kehebatannya dalam memimpin. Justu kalau diberikan gelar guru besar, apa SHS bisa mengajar di Unsrat, ”ujarnya.
Mananoma, menambahkan, tidak mungkin SHS yang sudah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai Gubernur, yang mengepalai daerah ini, kemudian masih mempunyai waktu yang cukup serta fokus mengajar di Unsrat.
”Jadi intinya saya hanya mengingatkan ke petinggi Unsrat, jangan ”jual murah” gelar akademik. Tunjukkan kepada generasi yang ada saat ini, gelar akademik harus dicari dengan cara mengikuti perkuliahan, dan syarat akademik lainnya. Juga gelar guru besar diberikan kepada orang yang tepat mendapatkannya, ”ujar Mananoma meyakinkan.(don)