“Pemkab Minsel Kurang Tanggap”
TUMPAAN—Pasca angin puting beliung yang terjadi awal bulan April lalu, mengakibatkan gedung SMKN 1 Tumpaan mengalami kerusakan. Lima ruang
kelas belajar (RKB) rusak parah. Bahkan, seng dan plafon ikut hancur. Hanya saja, sampai bulan Agustus ini belum ada tanda-tanda mendapat bantuan
dari Pemkab Minsel dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel.
‘’Saya sudah laporkan kejadian bulan April lalu ke BPBD Minsel, termasuk Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Minsel. Pun koordinasi dengan pemerintah pusat soal kerugian yang dialami pasca bencana gedung SMKN 1 Tumpaan,’’ kata Kepala SMKN 1 Tumpaan, Drs Max Lengkong, Kamis (11/8).
Menurut Lengkong, dari sekitar 500 jumlah siswa di sekolah yang dipimpinnya. Hampir semua mengeluh keberadaan gedung tersebut yang rusak.
‘’Bahkan, mereka mengeluh saat hujan datang terpaksa harus basa-basahan. Termasuk musim panas, kami tak bisa berkonsentrasi belajar karena panas. Maka dari itu, kami pihak sekolah berharap ada kerja keras dari Pemkab Minsel untuk perbaikan gedung sekolah. Kan ada tanggap darurat setiap terjadi bencana!’’ tegas Lengkong.
Menariknya lagi, Wakil Bupati Drs Sonny F Tandayu sudah datang dan melihat dari dekat kondisi SMKN 1 Tumpaan. ‘’Kami sangat berharap ada perhatian khusus untuk sekolah ini. Maksudnya, supaya para siswa tidak merasa bosan dengan kondisi rusak. Pak wabup Tandayu kan sudah melihat dari dekat
kondisi gedung yang rusak,’’ urai Lengkong.
Salah satu anggota DPRD Minsel Andries Boy Rumondor ST juga pernah menyampaikan soal kondisi gedung sekolah. ‘’Namun ternyata, sikap pemerintah daerah (Pemkab Minsel) belum ada. Kasihan, para siswa yang mau
belajar. Jelas tidak seimbang dengan belajar mengajar,’’ ungkap Rumondor yang dibenarkan anggota lainnya Johny M Lamia, SPd dan meminta Pemkab Minsel segera membantu dan membangun kembali sarana gedung yang rusak. (ape)
“Pemkab Minsel Kurang Tanggap”
TUMPAAN—Pasca angin puting beliung yang terjadi awal bulan April lalu, mengakibatkan gedung SMKN 1 Tumpaan mengalami kerusakan. Lima ruang
kelas belajar (RKB) rusak parah. Bahkan, seng dan plafon ikut hancur. Hanya saja, sampai bulan Agustus ini belum ada tanda-tanda mendapat bantuan
dari Pemkab Minsel dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel.
‘’Saya sudah laporkan kejadian bulan April lalu ke BPBD Minsel, termasuk Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Minsel. Pun koordinasi dengan pemerintah pusat soal kerugian yang dialami pasca bencana gedung SMKN 1 Tumpaan,’’ kata Kepala SMKN 1 Tumpaan, Drs Max Lengkong, Kamis (11/8).
Menurut Lengkong, dari sekitar 500 jumlah siswa di sekolah yang dipimpinnya. Hampir semua mengeluh keberadaan gedung tersebut yang rusak.
‘’Bahkan, mereka mengeluh saat hujan datang terpaksa harus basa-basahan. Termasuk musim panas, kami tak bisa berkonsentrasi belajar karena panas. Maka dari itu, kami pihak sekolah berharap ada kerja keras dari Pemkab Minsel untuk perbaikan gedung sekolah. Kan ada tanggap darurat setiap terjadi bencana!’’ tegas Lengkong.
Menariknya lagi, Wakil Bupati Drs Sonny F Tandayu sudah datang dan melihat dari dekat kondisi SMKN 1 Tumpaan. ‘’Kami sangat berharap ada perhatian khusus untuk sekolah ini. Maksudnya, supaya para siswa tidak merasa bosan dengan kondisi rusak. Pak wabup Tandayu kan sudah melihat dari dekat
kondisi gedung yang rusak,’’ urai Lengkong.
Salah satu anggota DPRD Minsel Andries Boy Rumondor ST juga pernah menyampaikan soal kondisi gedung sekolah. ‘’Namun ternyata, sikap pemerintah daerah (Pemkab Minsel) belum ada. Kasihan, para siswa yang mau
belajar. Jelas tidak seimbang dengan belajar mengajar,’’ ungkap Rumondor yang dibenarkan anggota lainnya Johny M Lamia, SPd dan meminta Pemkab Minsel segera membantu dan membangun kembali sarana gedung yang rusak. (ape)